Senin 18 Sep 2017 10:40 WIB

Presiden Jokowi Ingatkan Penggunaan Medsos kepada Pelajar NU

Presiden Joko Widodo memberikan sambutan.
Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Presiden Joko Widodo mengingatkan tantangan dalam penggunaan media sosial kepada sekitar 15 ribu pelajar Nahdlatul Ulama (NU), di lapangan tembak Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jateng.

"Tantangan keterbukaan saat ini adalah media sosisal yang sangat terbuka. Semua orang bisa mengabarkan apa saja yang baik-baik dikabarkan boleh, yang positif-positif dikabarkan sangat baik, tapi juga jangan lupa di media sosial sekarang ini bertebaran yang jelek-jelek, yang negatif, fitnah, mencela, hoaks, kabar bohong itu juga menjadi tantangan kita ke depan," kata Presiden Joko Widodo, Senin (18/9).

Presiden menyampaikan hal itu dalam acara Pembukaan Perkemahan Wirakarya Pramuka Ma'arif Nahdlatul Ulama Nasional (PERWIMNAS) II Tahun 2017 bertema "Kokohkan Karakter Generasi Bangsa" dan Apel Ma'arif Nahdlatul Ulama Setia NKRI.

Selain Presiden, hadir juga Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, serta Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj.

"Selain itu tantangan makin maraknya narkoba, yang jenisnya bermacam-macam oleh sebab itu pada kesempatan yang baik ini saya mengajak kita semuanya untuk menyadari bahwa tantangan-tangangan yang saya sampaikan tadi ada di depan kita," tambah Presiden.

Presiden meminta agar para peserta Perwimnas yang juga merupakan anggota permuka itu dapat mempersiapkan diri untuk beradu cepat dalam kreativitas dengan negara lain. 

"Tapi saya meyakini dengan sebuah fondasi karakter yang baik, pramuka Ma'arif NU saya meyakin Insya Allah mampu menatap masa depan memenangkan persaingan, memenangkan kompetisi karena basic karakter itu sudah ada, tinggal disuntik sedikit-sedikit," tutur Presiden.

Presiden pun kembali mengingatkan agar para peserta Pramuka Ma'rif NU dapat menjaga ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathoniyah dapat diperkuat agar Indonesia dapat menjadi negara yang kuat secara ekonomi.

"Jangan pernah merasa puas dengan apa yang kita capai terus pelajari hal-hal baru temukan hal-hal baru, praktikkan hal-hal baru yang dapat membawa kemajuan untuk diri kita umat, negara kesatuan yang kita cintai," ujar Presiden, menegaskan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement