REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR RI Teuku Taufiqulhadi meminta kelompok penggiat hak asasi manusia (HAM) untuk tidak melaksakan lagi kegiatan seminar berkaitan tentang peristiwa tahun 1965. Menurutnya, isu-isu sensitif seperti itu lebih baik diserahkan kepada wisdom umum dalam masyarakat.
"Saya berpikir, lebih baik isu-isu yang sensitif seperti itu diserahkan saja kepada wisdom umum dalam masyarakat. sebagai sebuah bangsa, kita tentu saja harus meyelesaikan segala hal yang mengganjal perjalanan kita sebagai seuah bangsa ke depan," ungkap Taufiqulhadi dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/9).
Tetapi, lanjut dia, kita harus mampu mengukur sejauh mana kita bisa bergerak ke belakang guna menyibak persoalan. Kemampuan mengukur itulah yang menurut Taufiquldi sebagai wisdom. "Saya juga mewanti-wanti kepada aparat keamanan agar lebih tanggap lagi ke depan terhadap kegiatan seperti ini," terang dia.
Ia pun menyerukan, untuk para intelektual dan apa yang disebut penggiat HAM, agar tidak melaksanakan lagi kegiatan seminar berkaitan tentang peristiwa tahun 1965. Menurutnya, seminar seperti itu menunjukkan, penggagas tidak terlalu sensitif tentang hal yang berkaitan dengan isu-isu yang dapat menimbulkan instabilitas di masyarakat.
"Justru dengan tetap dilaksanakan kegiatan-kegiatan seperti itu, sama dengan mendorong masyarakat agar terprovokasi untuk bertindak melakukan kekerasan," kata dia.