REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Museum Daerah Nusa Tenggara Timur memiliki 7.000 koleksi peninggalan sejarah berupa benda purbakala milik masyarakat adat yang perlu dilestarikan agar tidak mengalami kepunahan.
"Museum Kupang memiliki banyak koleksi benda purba kala. Koleksi di ruangan pameran utama saja terdapat 1.000 koleksi sedangkan 6.000 koleksi yang memiliki nilai sejarah yang harus dilestarikan masih tersimpan dalam gudang penyimpan koleksi," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Provinsi Nusa Tenggara Timur di Kupang, Senin (18/9).
Pemerintah NTT kata Manuk sangat serius dalam melestarikan berbagai cagar budaya yang memiliki nilai sejarah itu. Ia mengatakan, 7.000 koleksi benda purbakala di Museum Kupang yang dihimpun dari berbagai penjuru daerah berbasis kepulauan itu berupa benda arkeologi, biologi, geologi georafi, etnografi, sejarah, keramik, numistik, heraldik, senirupa, filologi dan teknologi.
"Ada masyarakat yang datang secara sukarela menyerahkan benda purbakala ke museum. Proses penyerahan dilakukan melalui ritual adat masyarayat adat di NTT," tegas Manuk.
Manuk mengatakan, Dinas Kebudayaan NTT akan melakukan survei terhadap keberadaan benda purbakala milik masyarakat yang perlu dilestarikan.
"Dengan survei itu pemerintah memiliki data yang akurat seperti jumlah dan jenis benda purbakala yang ada di masyarakat. Setiap tahun kami mengalokasikan anggaran dari APBD I NTT untuk membeli benda purbakala milik masyarakat yang hendak dijual. Hal ini dilakukan untuk melestarikan berbagai aset budaya di NTT itu," kata Manuk.
Menurut dia, pemerintah NTT telah mengalokasikan dana Rp500 juta dari APBD I yang disiapkan untuk membeli benda purbakala yang hendak dijual masyarakat. "Dari dana yang dialokasian Rp 500 juta itu yang sudah digunakan untuk membeli benda purbakala milik masyarakat sebesar Rp 200 juta," tegas Manuk.
Ia mengimbau warga NTT apabila ingin menjual benda purbakala agar dijual ke Pemerintah NTT yang sudah siap membeli aset milik masyarakat NTT itu.