REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ulama diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membantu menjaga kerukunan umat menjelang memasuki tahun-tahun politik pada 2018-2019. Menurut Pemimpin Pondok Pesantren Daarut Tauhid, Ustaz Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), para ulama sangat menyadari betul bangsa ini adalah amanah dari Allah SWT.
Aa Gym mengatakan, dulu ulama terlibat dalam memperjuangkan kemerdekaan. Sampai detik ini pun tidak perlu disuruh siapa pun, sudah menjadi panggilan hati untuk selalu menjaga negeri ini. Ulama menyadari keragaman ini adalah bagian dari potensi solusi, bukan menjadi potensi masalah.
"Jadi, tanpa disuruh, Insya Allah para ulama berada di barisan paling depan untuk menjaga bangsa ini," kata Aa Gym kepada Republika.co.id, Senin (18/9).
Menyikapi perpolitikkan yang sangat beragam, Aa Gym menganjurkan, tiga hal. Pertama biasakan semangat bersaudara. Betapa pun beragamnya suku, ras, agama, dan sebagainya tetap semuanya saudara sebangsa. Sudah menjadi takdir berada di negeri ini.
Aa Gym menegaskan, perbedaan jangan disikapi dengan semangat permusuhan, tetapi harus disikapi dengan semangat bersaudara. Kedua, semangat solusi. Artinya, masalah apapun ujungnya sama-sama mencari solusi. "Bukan hanya mempermasalahkan masalah, apalagi membuat masalah lebih berat dan besar," ujarnya.
Kemudian yang ketiga, semangat sukses bersama. Artinya, jangan merasa bangga dengan kesuksesan satu orang atau satu kelompok. Sukses yang sebenarnya ketika bisa bersama-sama sukses. Karena mustahil bangsa ini sukses hanya dengan satu-dua orang atau satu elemen saja.
"Mudah-mudahan semangat bersaudara, semangat solusi dan semangat sukses bersama menjadi peredam dari keberagaman kita untuk menjadi suatu kebaikan, Insya Allah," ujarnya.
Ia mengungkapkan, ingin membantu menyejukkan suasana. Menurutnya, Pilkada, Pilgub dan Pilpres adalah kegembiraan bersama seperti perayaan 17 Agustus, jadi jangan saling menghancurkan. Aa Gym menegaskan, yang penting bisa menunaikan kewajiban dengan niat yang baik, ikhtiar yang benar dan selebihnya ketentuan Allah siapa yang akan ditakdirkan diuji menjadi pemimpin.