REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan keyakinannya kepada Perdana Menteri Israel benjamin Netanyahu tentang perdamaian antara Israel dan Palestina. Keduanya bertemu di New York.
Namun Trump menghadapi skeptisisme yang mendalam di dalam dan di luar negeri mengenai kemungkinan dia bisa mencapai terobosan cepat untuk mendamaikan Israel dan Palestina. Apalagi pemerintahannya belum mengartikulasikan strategi untuk memulai kembali proses perdamaian yang hampir mati. Trump menggambarkan perdamaian antara Israel dan Palestina sebagai kesepakatan akhir.
"Perdamaian antara Palestina dan Israel akan menjadi prestasi yang fantastis, dan kami memberikannya kesempatan penuh," katanya, Senin, (18/9).
Trump optimistis kemungkinan besar perdamaian Israel dan Palestina bisa terwujud. Meski kebanyakan orang akan mengatakan, tidak ada kesempatan sama sekali. "Saya pikir Israel ingin melihatnya. Saya pikir orang-orang Palestina ingin melihatnya. Saya dapat memberitahu anda bahwa administrasi Trump ingin melihatnya," kata Trump.
Menurut Trump, pemerintahannya bekerja sangat keras untuk membuat perdamaian Israel dan Palestina menjadi kenyataan. "Kami akan lihat apa yang terjadi secara historis, orang bilang itu tidak mungkin terjadi, kukatakan itu bisa terjadi," kata dia.
Trump juga akan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas akhir pekan ini.