Selasa 19 Sep 2017 07:01 WIB

10 Tokoh Ini Belajar Kepemimpinan Perempuan Muslim

Suasana berbuka puasa bersama warga non Muslim digelar di Deakin University, Melbourne.
Foto: abc
Suasana berbuka puasa bersama warga non Muslim digelar di Deakin University, Melbourne.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Sebanyak 10 tokoh perempuan muslim Sulawesi Selatan mengikuti Short Term Australia Award di Deakin University Melbourne selama dua pekan.

Mereka terpilih sebagai utusan di antara 30 orang utusan asal Indonesia. Adapun 10 tokoh perempuan Islam Sulsel itu adalah Prof Masrurah Mokhtar (Rektor UMI), Andi Majdah Agus MS (Rektor UIM/Ketua PW Muslimat NU Sulsel), Nur Fadjri FL (IMMIM), Nurhayati Azis MSi (Ketua PW Aisyiyah/dosen UMI), Amrah Kasim MA (IMMIM/Dosen UIN Alauddin Makassar), Nurjannah Abna (UMI/IMMIM), Setyawati Yani (UMI/PW Muslimat NU Sulsel), Prof Syamsudduha MA (UIN Alauddin Makassar/ IMMIM), Nurlinda Azis MPsi (Aisyiah/dosen Unismuh Makassar), dan Yuspiani Naro MPd (Kemenag Sulsel).

Para tokoh perempuan muslim Sulsel ini selama dua pekan akan melakukan studi di Deakin University Melbourne, dan diterima oleh anggota Parlemen Australia di Canberra serta mengunjungi Sydney.

"Kegiatan ini diprakarsai Kedutaan Besar Australia di Indonesia yang bertujuan untuk memberikan perspektif kepemimpinan dan memperluas jaringan para pemimpin wanita muslimah," kata kata Humas Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar Nurjanna Abna, Senin *18/9)

Salah satu peserta, Masrurah mengatakan suatu kebahagiaan karena dapat belajar di Australia. "Ini untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan dan meningkatkan kemampuan dalam pemberdayan perempuan Islam khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya," katanya.

Progam ini adalah bentuk dukungan Australia dalam meningkatkan dan memantapkan para pemimpin perempuan dalam pengambilan keputusan dan kapasitas kepemimpinan perempuan di sektor pendidikan, sosial dan kemasyarakatan. Para peserta short award ini wajib melakukan program dalam megembangkan rencana untuk membahas akses dan sistem yang mampu memperluas pemberdayaan kaum perempuan dalam semua aspek pembangunan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement