REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar aset-aset budaya keraton mulai dari naskah-naskah kuno, benda-benda pusaka, karya-karya arsitektur sampai karya-karya seni dijaga dan dirawat dengan baik. Hal ini disampaikan Presiden saat penutupan Festival Keraton Nusantara ke-11 di Taman Gua Sunyaragi, Kota Cirebon, Provinsi Jawa Barat.
"Jangan sampai kita justru datang ke luar negeri untuk mengapresiasi karya-karya adiluhung tersebut. Ini aset budaya yang harus kita lindungi, jaga, rawat, dan kita kembangkan lagi," kata Presiden, Selasa (19/9).
Lebih lanjut, Presiden mengingatkan banyak negara yang sektor pariwisatanya berkembang pesat hanya dengan mengangkat kekayaan tradisinya, narasi atau cerita yang menarik tentang daerah itu. Ia pun meminta agar pengemasan budaya keraton menjadi sektor pariwisata harus dilakukan dengan baik.
"Peninggalan kita jauh lebih bagus tapi kita kurang merawatnya, mengemasnya, antara keraton dan pemerintah sehingga aset-aset keraton nusantara bisa memberikan kesejahteraan bukan hanya bagi para sultan tetapi juga bagi masyarakat di sekitar keraton dari Sabang sampai Merauke," ujar Presiden.
Presiden mengingatkan, perlunya juga untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman namun tetap memegang nilai tradisi dan budaya.
"Peran historis ini masih harus kita jaga bersama-sama. Untuk memainkan peran tersebut, keraton bersama pemerintah harus bersama-sama menata diri," ucapnya.
Menurut Jokowi, keluarga keraton seperti sultan, raja, pangeran, permaisuri, yang merupakan warisan peradaban Nusantara bisa menjadi modal budaya untuk menghadapi tantangan bangsa ini, baik saat ini maupun di masa mendatang. Kepala Negara juga menitipkan pesan kepada pada para sultan, raja, pangeran, permaisuri, serta pemangku adat keraton untuk menggalang persatuan, menjaga kerukunan, dan menjadi perekat kebhinnekaan.
Festival Keraton Nusantara ini digelar di Kota Cirebon mulai 15-19 September 2017 dan diikuti oleh sultan dan raja se-Nusantara.