Selasa 19 Sep 2017 19:52 WIB

Lapangan Kerja di Sydney Didominasi Pekerjaan Paruh Waktu

Rep: Philippa McDonald dan Amanda Hoh/ Red:
abc news
abc news

Bekerja dapat membantu kita membayar tagihan, membeli makanan, membayar cicilan dan hidup semaksimal mungkin. Namun bagaimana cara kita bekerja ternyata telah berubah signifikan dalam 20 tahun terakhir.

Meskipun lebih banyak pekerjaan yang kini tersedia, untuk pertama kalinya selama beberapa tahun pekerjaan penuh waktu telah menurun sementara pekerjaan paruh waktu atau casual job meningkat.

"Pekerjaan paruh waktu berkembang dan sekarang sekitar dua perlima merupakan pekerjaan paruh-waktu, dan tiga perlimanya pekerjaan penuh waktu," kata Patrick Fensham, perencana pada lembaga SGS Economics and Planning.

"Terjadi pertumbuhan tidak merata dalam pekerjaan penuh-waktu, ada lebih banyak kasualisasi. Orang tidak dapat mengakses kepastian pekerjaan dan pekerjaan penuh yang mereka inginkan. Kita melihat manifestasinya dalam tekanan terkait pendapatan rumahtangga," jelasnya.

Menurut data SGS, ada 2,6 juta pekerjaan di Kota Sydney dan sekitarnya pada 2016. Dari jumlah tersebut 1,9 juta merupakan pekerjaan penuh waktu dan sekitar 750.000 merupakan paruh waktu atau casual.

Dalam 10 tahun terakhir lapangan kerja di Sydney meningkat dengan tersedianya 800.000 lapangan kerja. Sebagian besar pertumbuhan ini terjadi di Sydney Barat.

Industri yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah layanan profesional, ilmiah dan teknis, disusul perawatan kesehatan dan bantuan sosial.

Perempuan sedang mengetik di laptop
Kita tampaknya cenderung akan berakhir bekerja untuk diri kita sendiri atau sebagai kontraktor, kata Professor Phillip O'Neill.

Supplied: Start Up Stock Photos

Menurut Biro Statistik Australia (ABS), semakin banyak orang yang harus menjalani beberapa pekerjaan sekaligus untuk memenuhi biaya hidup dan perumahan di Sydney yang semakin tidak terjangkau.

Bagi mereka yang mungkin perlu bekerja paruh waktu demi alasan keluarga, Fensham memperkirakan sekitar setengahnya ingin bekerja beberapa pekerjaan.

"Orang menghendaki memiliki lebih banyak pendapatan agar bisa membayar tagihan mereka. Masalah ini semakin meningkat di perkotaan dan negara kita umumnya. Ada pengangguran terselubung dan orang tidak mendapatkan ruang lingkup pekerjaan yang diinginkan," katanya.

Generasi muda sulit cari pekerjaan

Menurut Professor Phillip O'Neill, direktur Pusat Western Sydney di Western Sydney University, kelompok yang terdampak paling parah dalam hal keamanan kerja adalah generasi muda.

"Sejak krisis keuangan global hampir belum ada pemulihan pekerjaan penuh waktu dalan tingkat penyerapan tenaga kerja bagi kaum muda," katanya.

"Jika Anda anak muda di Sydney dan tidak memiliki kualifikasi pendidikan tinggi, Anda diwajibkan mengambil pekerjaan paruh waktu atau casual atau tidak bekerja sama sekali," jelas Prof. O'Neill.

"Lapangan kerja kerja penuh waktu untuk pekerja tidak terampil sudah tidak tersedia lagi di Sydney," jelasnya.

Bagi Tyler yang berusia 20 tahun, bekerja di sektor konstruksi merupakan pekerjaan sementara saja sampai menemukan pekerjaan yang lain.

"Pada dasarnya, saya bekerja untuk hidup, dan untuk kesenangan sendiri," katanya. "Saya menyukai pekerjaan ini tapi ini bukan yang sangat saya inginkan."

Pekerja di industri perhotelan membawa gelas anggur
Industri retail dan perhotelan didukung oleh tenaga kerja paruh waktu dan kasual.

AAP: Lukas Coch

Warga lainnya Michelle kepada ABC mengatakan penerapan pekerjaan paruh waktu di tempat kerja tidak hanya mempengaruhi generasi muda, tapi juga mendiskriminasi pekerja yang lebih tua.

Wanita berusia 43 tahun ini sedang berusaha mencari pekerjaan ritel paruh waktu mengingat saat ini dia dan suaminya tengah menganggur dan mendapat dukungan dari lembaga bantuan pemerintah Centrelink.

"Generasi muda mendapatkan pekerjaan paruh waktu dan pekerjaan di industri ritel karena bayaran mereka lebih murah," kata Michelle.

"Ketika saya bekerja di ritel dahulu, anak muda mendapatkan semua jadwal shift, dan saya hanya bekerja jika mereka tidak datang," katanya.

"Kondisinya sangat sulit. Pekerjaan yang tersedia dan jam kerja yang ditawarkan sama nilainya dengan yang saya dapatkan dari Centrelink. Jadi tidak ada gunanya mendapatkan pekerjaan hanya 10 jam seminggu. Terkadang saya pikir hal itu tidak setimpal," paparnya.

Professor O'Neill mengatakan bahwa dalam budaya kerja paruh waktu atau casual yang semakin meningkat, pekerja cenderung dipantau lebih dekat, diberi kontrak dengan jangka waktu yang tetap dan lebih rentan terhadap pengurangan karyawan atau PHK.

Terkonsentrasi di Sydney Barat

Kawasan di bagian barat Kota Sydney diperkirakan tumbuh menjadi 9,9 juta penduduk pada 2036. Namun ada kekhawatiran akan terjadinya masalah pengangguran di masa depan mengingat pasar kerja yang masih terkonsentrasi di kawasan timur Kota Sydney.

Pekerja kantoran
Bidang pekerjaan yang berkembang pesat adalah di sektor kesehatan, pendidikan dan pelayanan pribadi.

AAP

Prof. O'Neill mengatakan kunci untuk keamanan kerja di Sydney adalah fokus pada upaya mendukung pertumbuhan populasi dengan infrastruktur dan tempat kerja yang lebih baik seperti di Paramatta.

"Pada tingkat penciptaan lapangan kerja saat ini, kita sulit memasok pekerjaan bagi dua pertiga warga pekerja di Sydney Barat," katanya.

"Dalam kurun waktu 20 tahun, kita dihadapkan pada masalah besar terkait mobilitas setengah juta pekerja setiap hari keluar dari Sydney Barat dan setengah juta pekerja yang akan kembali di sore hari, kecuali jika kita bisa menciptakan konsentrasi pekerjaan yang besar di Sydney Barat untuk menangani masalah itu," paparnya.

"Untuk memenuhi permintaan dalam pertumbuhan warga pekerja di bagian barat Sydney, rumusnya adalah: Sydney Barat membutuhkan pekerjaan sama banyaknya satu Kota Barangaroo, yakni sekitar 25.000 pekerjaan tambahan setiap 18 bulan," jelas Professor O'Neil.

Diterbitkan Selasa 19 September 2017. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement