REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Solusi terhadap kriris Teluk yang terjadi saat ini, ada di tangan Pemerintah Qatar. Kegagalan Qatar untuk menghentikan dukungannya terhadap terorisme dan campur tangannya dalam urusan dalam negeri negara-negara lain di kawasan, adalah pemicu dari krisis tersebut.
Pernyataan Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi Adel Al-Jubeir itu disampaikan setelah ia bertemu dengan Sekretaris Jendral PBB Antonio Guterres di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York, Senin (18/9). Bersama Gutterez, Al-Jubeir juga membahas perkembangan terakhir di Yaman, Suriah, Irak, dan Myanmar. Mereka kemudian menyinggung hubungan dekat antara PBB dan Arab Saudi, yang telah lama menjadi mitra.
Seperti dilansir dari Arab News, pertemuan keduanya itu dihadiri oleh Pangeran Khalid bin Salman bin Abdulaziz, Duta Besar Arab Saudi untuk AS dan Duta Besar Arab Saudi untuk PBB, Abdullah Al-Mu'alimi.
Arab Saudi, Bahrain, Mesir, dan Uni Emirat Arab (UEA) memutuskan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Qatar pada 5 Juni lalu. Mereka menuduh Doha telah membiayai organisasi teroris dan bahkan memberi perlindungan kepada anggotanya.
Upaya Emir Kuwait untuk melakukan mediasi tidak berhasil sejauh ini. Doha justru memulihkan hubungan diplomatik penuh dengan Iran dan menurut Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), hal itu akan semakin mengacaukan krisis.