Selasa 19 Sep 2017 17:03 WIB

Kemenkes Duga Ada Unsur Kesengajaan Penyebaran PCC

Rep: Rr Laeny Sulistywati/ Red: Indira Rezkisari
Suasana gudang PCC di  yang digerebek Bareskrim Polri di Jalan Wisma Asri Timur 1, Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya, Selasa, (19/9)
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Suasana gudang PCC di yang digerebek Bareskrim Polri di Jalan Wisma Asri Timur 1, Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya, Selasa, (19/9)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menduga ada unsur kesengajaan dalam penyebaran tabletparacetamol caffeine carisoprodol (PCC) di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan, pihaknya melihat ini ada unsur kesengajaan karena hingga 76 anak menjadi korban penyalahgunaan PCC. Polisi, kata dia, tengah menyelidiki kasus ini.

Sementara itu, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Mohamad Subuh menambahkan, dari identifikasi yang Kemenkes temukan di lapangan bahwa ini bukan hal yang baru di sana. Kasus ini, kata dia, sudah lama.

"(Tetapi) kasus yang banyak terjadi dua pekan lalu, sepekan yang lalu yang harus kita teliti," ujarnya usai simulasi penanggulangan episenter pandemi influenza, Selasa (19/9).

Ia menyebut intelijen kepolisian harus turun tangan untuk melacaknya. Kenapa pemberian tablet mengenai sasaran begitu masif dari usia sekolah dasar (SD) sampai usia 21 tahun bahkan ibu rumah tangga juga ada. Dari temuan Kemenkes, kata dia, mereka diberi obat ini gratis dan disuruh mencobanya.

"Jadi ini ada unsur kriminal dan obatnya sendiri ilegal dan cara pemberiannya kriminal," katanya.

Ia percaya pihak kepolisian sudah bekerja dan kini telah menetapkan sedikitnya sembilan tersangka. Disinggung mengenai pengawasan komposisi bahan tablet, ia menyebut ini merupakan kewenangan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sedangkan Kemenkes, kata dia, mengurus di hilir, termasuk korban-korban yang ada.

"Tetapi kan kita tidak bisa memonitor bagaimana ini bisa terdistribusi. Produksinya oleh siapa," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement