REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perguruan tinggi Bina Sarana Informatika (BSI) bersama para pimpinan dari seluruh perguruan tinggi swasta di Kopertis Wilayah III menyampaikan Deklarasi Kebangsaan Melawan Radikalisme di Jakarta, Selasa (19/9).
Deklarasi tersebut dihadiri oleh Menristekdikti, Prof Drs H Muhammad Nasir,Msi Ak, PhD,CA; Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti, Prof Intan Ahmad PhD; Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemenristekdikti, Dr Ir Patdono Suwigno, MEng Sc; dan didampingi Koordinator Kopertis Wilayah III Dr Illah Sailah.
Direktur BSI Naba Aji Notoseputro, salah satu pimpinan perguruan tinggi yang hadir menjelaskan, deklarasi kebangsaan yang disampaikan para pimpinan perguruan tinggi ini sebagai salah satu langkah nyata perguruan tinggi untuk mengantisipasi fenomena radikalisme yang saat ini makin marak di negeri ini.
“Makin maraknya fenomena radikalisme di kalangan masyarakat, tidak hanya pekerjaan rumah bagi pemerintah, tetapi semua lini masyarakat juga harus berperan aktif. Tidak terkecuali perguruan tinggi, bagaimana kampus membina mahasiswa maupun warga kampus lainnya untuk terhindar dari paham radikalisme,” kata Naba Aji.
Naba menambahkan, mewujudkan NKRI, Pancasila sebagai ideologi negara, undang-undang semoboyan Bhinneka Tunggal Ika harus dilaksanakan seluruh lapisan masyarakat dari Aceh hingga Papua.
“Pada intinya kegiatan ini digelar untuk meneguhkan lagi komitmen perguruan tinggi terhadap NKRI, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan UUD 1945. Seperti yang telah dilakukan oleh BSI sejak tahun 2015 lalu, secara rutin melaksanakan seminar kebangsaan kepada mahasiswa, sebagai upaya BSI menanamkan nilai kebangsaan pada diri mahasiswa BSI,” ungkap Naba Aji.