Rabu 20 Sep 2017 10:20 WIB

Presiden Sisi Desak Palestina Berdampingan dengan Israel

Presiden Mesir Abdel Fatah Al Sisi.
Foto: Welt.de
Presiden Mesir Abdel Fatah Al Sisi.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi mendesak warga Palestina untuk bersatu dan "siap untuk hidup berdampingan" dalam damai dengan orang-orang Israel. Kesepakatan damai Israel-Palestina merupakan prasyarat yang diperlukan bagi seluruh wilayah untuk menikmati stabilitas.

Berbicara sehari setelah pertemuan pertama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, El-Sisi mengatakan, Mesir telah memimpin upaya mediasi antara fraksi Palestina Fatah dan Hamas. "Mediasi ini sebagai bagian dari dorongan untuk kembali ke garis depan diplomasi Timur Tengah," katanya di sela-sela sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, New York, Selasa (19/9).

Berangkat dari ucapannya yang dipersiapkan ke Majelis Umum PBB, El-Sisi mengatakan bahwa dia ingin memberitahu rakyat Palestina, bahwa penting bagi mereka untuk bersatu. Ïni guna mengatasi perbedaan dan siap untuk menerima koeksistensi dengan yang lain, dengan Israel, dalam keamanan dan keamanan," ujarnya.

Pemimpin Mesir tersebut mengajukan seruan serupa kepada Israel, dengan mengatakan, bahwa puluhan tahun perdamaian Israel-Mesir dapat diperluas ke Palestina untuk mengatasi penghalang kebencian selamanya. "Kita bisa mengulangi pengalaman ini, langkah yang sangat bagus ini sekali lagi, bersamaan dengan perdamaian dan keamanan warga Palestina," katanya.

Mesir yang menandatangani sebuah perjanjian damai dengan Israel pada tahun 1979, telah meminta langkah-langkah untuk memulai perundingan Israel-Palestina yang telah berlangsung sejak tahun 2014.

Dalam pidatonya, Netanyahu mengatakan, bahwa Israel berkomitmen untuk mencapai perdamaian dengan semua negara Arab dan dengan Palestina. Namun, dia tidak menjelaskan bagaimana hal ini dapat dicapai.

El-Sisi mengatakan, sebuah negara Palestina merdeka dengan Yerusalem timur sebagai ibukotanya adalah prasyarat yang diperlukan agar seluruh wilayah transit ke fase baru stabilitas dan pembangunan."Kesepakatan perdamaian Israel-Palestina akan menghilangkan "salah satu alasan utama" yang digunakan oleh teroris di wilayah tersebut, katanya.

Pertemuan antara Sisi dan Netanyahu di New York pada hari Senin mengikuti percakapan telepon langka antara pemimpin Palestina Mahmud Abbas dari Fatah dan pemimpin Hamas Ismail Haniya. Mesir telah menengahi antara Otoritas Palestina yang diakui secara internasional oleh Abbas yang berada di Tepi Barat dan Hamas yang telah menguasai Jalur Gaza sejak 2007.

Setelah Haniya bertemu dengan pejabat Mesir di Kairo pekan lalu, Hamas mengumumkan bahwa mereka sepakat untuk menuntut Fatah untuk membubarkan apa yang dilihat sebagai pemerintahan saingan di Gaza. Dia pun mengatakan, bahwa pihaknya siap untuk melakukan pemilihan dan negosiasi untuk membentuk pemerintah persatuan.

sumber : arabnews.com
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement