Rabu 20 Sep 2017 11:27 WIB

Kunjungan Wisatawan Asing ke Negeri Paman Sam Turun

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Endro Yuwanto
Tampak dari foto udara, satu World Trade Center berdiri dan Patung Liberty, Selasa (30/8). (AP Photo / Mark Lennihan)
Tampak dari foto udara, satu World Trade Center berdiri dan Patung Liberty, Selasa (30/8). (AP Photo / Mark Lennihan)

REPUBLIKA.CO.ID,  WASHINGTON -- Jumlah kunjungan pelancong asing ke Amerika Serikat (AS) turun empat persen dalam tiga bulan pertama di 2017. Penurunan terjadi setelah ada pembatasan perjalanan yang dikeluarkan oleh administrasi Presiden AS Donald Trump.

Penurunan kunjungan paling banyak berasal dari negara Timur Tengah. Hal ini menyusul adanya pembatasan visa untuk enam negara Muslim dan larangan membawa laptop pada penerbangan di awal tahun ini.

Departemen Perdagangan AS mencatat ada kenaikan pengeluaran anggaran terkait travel atau perjalanan sebesar tiga persen di paruh pertama 2017.

"Ini membuktikan bahwa pelancong internasional mengetahui penyempurnaan keselamatan yang diperkenalkan oleh administrasi Trump jauh lebih penting," ujar Sekretaris Departemen Perdagangan AS Wilbur Ross dilansir BBC News, Rabu (20/9).

Berdasarkan data National Travel and Tourism, jumlah pengunjung internasional ke AS meningkat dari 2009 dan mencapai puncaknya pada 2015 yakni sebesar 77,5 juta orang. Namun, pada 2016 jumlah pengunjung internasional turun 2,4 persen, dan didominasi oleh pengunjung dari Kanada serta Meksiko.

Jumlah kunjungan dari empat pasar wisata utama yakni Meksiko, Inggris, Jepang, dan Jerman turun pada periode Januari-Maret 2017. Jumlah wisatawan Inggris turun 15,5 persen menjadi 774.800 dan wisatawan Jepang turun 2,1 persen menjadi 884.900.

Sementara itu, jumlah wisatawan Jerman menyusut hampir 12 persen menjadi 360 ribu, dan wisatawan Timur Tengah merosot 25 persen year on year menjadi 204 ribu. Selain itu jumlah wisatawan Meksiko juga turun 7,1 persen menjadi 3,9 juta orang dan wisatawan Eropa turun 10 persen menjadi 2,6 juta.

Para analis telah menyatakan bahwa kebijakan administrasi Trump telah melukai bisnis perjalanan, dan survei opini masyarakat internasional terhadap Negeri Paman Sam itu memburuk. Maskapai penerbangan Emirates juga telah mengurangi rute perjalanannya ke AS karena jumlah penumpangnya semakin sedikit.

Namun, Presiden Emirates Tim Clark mengatakan, maskapai penerbangan ini kemungkinan akan mengaktifkan kembali beberapa rute menuju AS dalam enam sampai sembilan bulan ke depan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement