REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Raut wajah tegar bercampur sedih dan berduka tampak jelas di wajah vokalis Grup Band Geisha Narova Morina Sinaga atau dikenal Momo, saat dijumpai di rumah duka di Pekanbaru, Rabu (20/9) sore, menghadapi jasad ayahnya Jabonar Sinaga.
Dengan postur tubuh terlihat lebih ramping, Momo tampak berusaha menahan air mata menyalami setiap tamu yang melayat. "Ia tegar menghadapi kenyataan ayah sudah dipanggil Tuhan mendahului kami," kata Fopin Sinaga Abang kandung Momo di Pekanbaru, Rabu (20/9).
Momo sejauh ini belum bersedia untuk diwawancarai awak media. Puluhan jurnalis lokal maupun nasional yang sudah menanti sejak pagi hari hingga sore belum mendapat kesempatan untuk wawancara hingga sebahagian mulai kembali dari rumah duka.
Pantauan Antara di rumah duka Momo tampak sesekali hilir mudik antara ruangan tempat jasad ayahnya di semayamkan dan ruangan teras rumah dan duduk bergabung bersama rombongan timnya yang datang ke Pekanbaru untuk melayat. Para kerabat, teman dekat bahkan saudara datang silih berganti untuk mengucapkan turut berbelasungkawa.
Kehadiran Putri bungsu mendiang Jabonar Sinaga (69) yang meninggal dunia diketahui Selasa (19/9) sepertinya tidak begitu menjadi perhatian masyarakat setempat ataupun pelayat walau ia seorang artis tenar. Momo sesekali duduk di samping almarhum ayahnya sambil memandang almarhum ayah. Rumah duka juga mulai tampak mempersiapkan segala sesuatu keperluan tenda dan kursi tamu di halaman rumah yang sudah terpasang.
Mama Momo Boru Nainggolan juga tampak tegar dan membaur bersama dengan kerabat dekat yang melayat. Sebelumnya dikabarkan Ayah Momo, Jabonar Sinaga meninggal dunia akibat serangan jantung setelah berdasarkan hasil identifikasi dan visum dari dokter di Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. "Hasil identifikasi visum dokter terkena serangan jantung. Terkejut juga karena sebelumnya sehat-sehat saja," kata salah seorang kakak Momo, Popin
Dia mengatakan bahwa ayahnya merupakan Kepala Perwakilan Surat Kabar Riau Pos di Rengat. Meski begitu mendiang bersama istrinya tinggal di Jalan Kurnia, Kota Pekanbaru dan beberapa kali dalam seminggu bertolak ke Rengat.