REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lesbumi PBNU) tidak mempermasalahkan jika pemerintah merealisasikan keinginan daur ulang film mengenai Pengkhianatan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Ketua Umum Lesbumi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Agus Sunyoto mengatakan, saat ini sudah era terbuka karena Indonesia sudah memasuki abad keterbukaan informasi. Tak hanya itu, sekarang teknologi pesan instan Whatsapp (wa) sudah masuk ke Tanah Air dan anak-anak pesantren sudah pakai WA.
"Jadi, silakan diputar di mana saja nanti publik akan bisa menilai benar atau tidak peristiwa itu. Tetapi,versi yang benar mengenai PKI adalah yang diputar saat Orde Baru itu," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (21/9).
Pihaknya juga mengaku tidak khawatir jika film daur ulang itu nantinya dipelintir maknanya dan berbalik arti bahwa PKI yang menjadi korban dan pemerintah NU menjadi pelaku. Sebab menurutnya, sejarah sudah terbuka sekarang, tinggal tanya fakta dan data saja.
Jadi, ia mengembalikan penilaian ke tangan masyarakat. Meski tak khawatir, namun pihaknya tetap mengawasi isu ini termasuk realisasi daur ulang film ini. Termasuk pihaknya menduga kaum sosialis yang terlibat dalam mencuatnya isu ini.
"Kami akan mengawasi dan selidiki, siapa orang-orang sosialis yang terlibat (dalam munculnya pemutaran film PKI)," katanya.