REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kirab budaya yang dibalut dalam atraksi Grebeg (garebeg) Suro ternyata juga diadakan secara rutin setiap 1 Muharram di Kota Sawahlunto, Sumatra Barat. Padahal, Grebeg Suro umumnya dikenal masyarakat digelar di Ponorogo, Jawa Timur.
Atraksi budaya Grebeg Suro memang sengaja dilestarikan oleh masyarakat Sawahlunto keturunan Jawa yang berada di kota tambang batu bara tersebut. Sejak dijalankannya proyek pertambangan di akhir abad ke-19 silam, Sawahlunto memang dikenal sebagai kota multietnis. Ribuan pekerja etnis Jawa, Sunda, Batak, Cina, dan Minang didatangkan untuk menambang batu bara. Bahkan hingga saat ini, tercatat sebanyak 30 persen penduduk Sawahlunto merupakan etnis Jawa.
Wali Kota Sawahlunto Ali Yusuf menjelaskan, Grebeg Suro digelar bersamaan dengan Festival Muharram untuk menyambut tahun baru Islam 1 Muharram 1439 H. Seluruh rangkaian kedua acara tersebut dikemas menjadi satu bentuk karnaval. Selain mengarak Gunungan Buah dan Gunungan Apem sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, karnaval juga menampilkan arak-arakan busana Muslim oleh siswa SD dan masyarakat umum.
Selain mengarak kedua Gunungan, rangkaian Grebeg Suro juga diisi dengan tausyiah dari anak-anak, kesenian rebana, dan lantunan lagu islami yang dibawakan oleh Paguyuban Ki Sapujagad. "Festival dan Grebeg Suro ini bukti harmoni perkembangan etnis di Sawahlunto. Semuanya berdampingan. Pemkot berikan ruang bagi setiap etnis untuk lestarikan budayanya," ujar Ali, Kamis (21/9).
Menurutnya, Grebeg Suro merupakan budaya Jawa yang melambangkan rasa suka cita dan rasa syukur masyarakat atas nikmat dan rezeki yang diberikan Allah SWT. Momentum tahun baru Islam juga diyakini sebagai waktu yang baik bagi manusia untuk hijrah menjadi makhluk yang lebih baik. "Untuk di Sumatra Barat, ini hanya ada di Sawahlunto," kata Ali.
Atraksi budaya Grebeg Suro ini juga diisi dengan pembagian Gunungan Buah dan Gunungan Apem kepada masyarakat Kota Sawahlunto. Ali menilai, budaya merupakan potensi utama untuk menarik wisatawan, di samping keindahan alam dan destinasi wisata buatan. "Sawahlunto paham akan potensinya sehingga acara budaya kami adakan rutin," katanya.