REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pemimpin Moro National Liberation Front (MNLF), Nur Misuari, mengungkapkan kesiapan MNLF untuk melawan Maute yang mendukung ISIS di Marawi. Misuari menawarkan untuk mengerahkan anggota MNLF untuk membantu mengalahkan kelompok teroris tersebut.
Menurutnya, MNLF melihat krisis Marawi sebagai kesempatan bagi untuk menunjukkan keberanian mereka dalam membantu pemerintah memulihkan perdamaian di Mindanao. Misuari menambahkan, ia juga ingin mencegah hancurnya lebih banyak infrastruktur di Marawi.
"Saya mengatakan kepada presiden, tidak perlu mengerahkan tank, pembom, meriam, mortir. Kami akan mengatasinya dari tangan kami," kata Misuari.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Arab News di Davao, Misuari mengatakan ia menolak tuntutan yang diajukan di pengadilan anti-korupsi Filipina terhadapnya. Dia mengklaim, tuntutan itu diajukan oleh orang-orang untuk menyabotase partisipasinya dalam proses perdamaian di Mindanao.
Surat perintah penahanan dikeluarkan oleh Sandiganbayan (pengadilan banding khusus) pada 31 Agustus untuk Misuari dan empat orang lainnya dalam dua tuduhan korupsi saat dia menjadi gubernur Daerah Otonomi Muslim Mindanao (ARMM).
"Masalahnya di sini adalah beberapa orang bermain kotor. Mereka tahu ini hanya masalah waktu dan kita mungkin bisa menyelesaikan pembicaraan kita dengan pemerintah," kata Misuari.
Di tengah dugaan upaya untuk menjatuhkannya, Misuari masih mengungkapkan pandangan optimis tentang proses perdamaian di bawah pemerintahan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
"Presiden, yang berasal dari Mindanao, saya pikir dia lebih memahami kita daripada yang sebelumnya. Pemerintah lainnya hanya menarik kaki kita, berkonspirasi dengan Malaysia," ungkapnya.