REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kepolisian Daerah Bali ikut terjun dalam tanggap darurat Gunung Agung setelah berstatus siaga atau level tiga. Sebanyak 13 ribu pasukan siap terjun jika situasi dan kondisi buruk terjadi.
"Kami siapkan personel all out untuk bencana ini, khususnya di Kepolisian Resor (Polres) Karangasem dan Klungkung" kata Kapolda Bali, Irjen Pol Petrus R Golose, Jumat (22/9).
Petrus menyayangkan banyaknya beredar informasi hoax yang memperkeruh suasana di Gunung Agung. Menurutnya kondisi masyarakat di Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Agung saat ini masih terkontrol sebab seluruh pihak sudah siap. Bencana alam memang tak bisa dicegah. Namun, kata Petrus kerja sama seluruh pihak terkait sangat membantu dalam meminimalisir dampak bencana alam, seperti letusan gunung berapi.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali, Kombes Pol Hengky Widjaja menambahkan total keseluruhan pengungsi yang mengungsi di Kabupaten Karangasem mencapai 1.843 jiwa, sementara di luar Kabupaten Karangasem mencapai 1.184 jiwa. Angka tersebut berdasarkan data terakhir Kamis (21/9). Khusus pengungsi di Desa Rendang, salah satu desa terdekat dari Gunung Agung mencapai 917 jiwa.
"Polda Bali bersama seluruh mitra ikut melakukan pengamanan bersama, membantu pengungsi menginformasikan aktivitas gunung ini, sehingga tak ada korban jiwa," katanya.
Sementara itu, masyarakat di berbagai daerah di Bali, khususnya KRB menggelar persembahyangan bersama sepanjang kondisi Gunung Agung yang masih belum stabil ini. Masyarakat di tujuh pura yang berada di kawasan Pura Besakih menggelar ritual Ngaturan Bhakti Panglempana. Ritual ini bertujuan meminta peneduh supaya Gunung Agung tidak erupsi, dan masyarakat Bali diberi keselamatan.
Tujuh pura tersebut adalah Pura Girikusuma, Pura Dalem Puri, Pura Bangun Sakti, Pura Goa Raja, Pura Riwa Tengen, Pura Penataran Agung dan Pura Pengubengan. Pemerintah provinsi dan daerah sudah siap dengan kemungkinan terburuk sekali pun.