Sabtu 23 Sep 2017 07:29 WIB

Sumsel Cegah Karhutla dengan Patroli Udara dan Operasi Malam

Rep: Maspril Aries/ Red: Agus Yulianto
Kebakaran hutan di Palembang
Foto: Youtube
Kebakaran hutan di Palembang

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --- Berbagai cara dilakukan untuk mencegah terjadinnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan (Sumsel). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel melakukan operasi udara dan Korem 044/ Garuda Dempo (Gapo) merancang operasi malam hari.

“BPBD akan menambah jadwal patroli udara dengan helikopter untuk merespons tingginya tingkat kerawanan terjadinya kebakaran hutan dan lahan ke depan. “Jika semula jadwal patroli hanya dua kali dalam satu hari pada pagi dan sore hari, kini ditambah menjadi empat kali, pada pagi, siang, sore dan malam hari,” kata Kepala BPBD Sumsel Iriansyah, Kamis (21/9).

Iriansyah menjelaskan, patroli udara khusus dilakukan di malam hari karena beberapa kasus menunjukkan terdapat warga yang sengaja membakar lahan pada malam hari untuk mengelabui petugas. “Laporan dari patroli udara yang menunjukkan adanya titik api sangat dibutuhkan untuk penanganan dini karhutla,” ujarnya.

Pada kesempatan terpisah, Komandan Satuan Tugas Sub Operasi Darat Mayor Andik Siswanto menjelaskan Komando Resor Militer (Korem) 044/ Gapo merancang tim operasi malam hari untuk menghalau kebakaran hutan dan lahan di malam hari.

“Rencana operasi malam hari karena di lapangan mendapati kenyataan oknum warga pembakar lahan dengan sengaja membakar lahannya pada malam hari untuk motif mengelabui petugas. Saat terjadi karhutla, tim pemadaman kerap kesulitan menjangkau titik api melalui operasi darat karena berat dan sulitnya medan,” katanya.

Untuk mengatasi kendala tersebut menurut Komandan Satuan Tugas Sub Operasi Darat Mayor Andik Siswanto, “Regu Mobile Night Rescue dirancang khusus menggunakan kendaraan fin komodo sehingga tim dapat bergerak cepat mendatangi titik api, khususnya titik-titik yang sulit dijangkau dengan berjalan kaki dan bersepeda motor,” ujarnya.

Sebelumnya pada rapat gabungan Satgas Karhutla, Andik Siswanto menjelaskan,  satu regu Mobile Night Rescue dirancang beranggotakan 10 orang. Anggota tim akan menggunakan baju dan sepatu tahan api, masker pelindung, tabung oksigen, dan tabung berisi “foam nusantara” yang berfungsi untuk mematikan api secara kimia.

Dikatakan  Iriansyah, patroli secara langsung saat ini masih dibutuhkan meskipun BNPB juga menggunakan data dari satelit LAPAN untuk memantau titik panas. “Kadang data dari satelit tidak terpantau tapi di lapangan ada, jadi perlu ada pemantauan langsung melalui helikopter,” katanya.

Selain menambah jadwal patroli helikopter, Iriansyah menambahkan, BNPB dalam upaya pecegahan juga akan melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC)  menabur garam di awan. TMC dilakukan dua kali dalam satu hari.

Untuk mengatasi Karhutla, Iriansyah menambahkan, BPBD Sumsel masih disiagakan empat unit helikopter yakni tiga unit jenis pembom air, dan satu unit untuk patroli.

Data kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumatera Selatan dipicu puncak musim kemarau pada 11-18 September 2017 hot spot terpantau di Kabupaten Ogan Ilir dan Kabupaten Muara Enim. Lahan yang terbakar tidak hanya di lahan gambut tapi telah merembet ke tanah mineral di Muara Belida, Muara Enim.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement