REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dalam beberapa waktu belakangan ini, terdapat sikap sebagian anak bangsa yang memunculkan gesekan di tengah-tengah masyarakat di antaranya radikalisme dan intoleransi. Menyikapi hal tersebut maka dalam rangka Milad Masjid Syuhada Yogyakarta ke-65 bekerja sama dengan Kementerian Agama akan menyelenggarakan seminar Penanggulangan Radikalisme dan Intoleransi Melalui Bahasa Agama.
Kegiatan bakal berlangsung Eastparc Hotel Yogyakarta, Sabtu (23/9). Menurut Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, Muhammadiyah Amin, ada tiga tujuan yang hendak dicapai dalam seminar itu. "Yakni, pertama, menyerap aspirasi dari stakeholders, tokoh agama, ormas Islam, dan masyarakat luas terkait program Bimas Islam
Kemenag RI," ujarnya, dalam siaran pers, Jumat (22/9).
Kedua, melakukan pemetaan potensi kemitraan Bimas Islam dan masyarakat dalam mewujudkan kualitas bimbingan masyarakat Islam, dan ketiga, melakukan koordinasi dengan stakeholders dan tokoh agama dalam menyikapi isu-isu radikalisme dan intoleransi yang berkembang dewasa ini.
Adapun narasumber yang akan berbicara dalam seminar ini antara lain Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin, Dirjen Bimas Islam, Zainal Abidin Bagir dari Center of Religious and Cross Cultural Studies (CRCS) UGM, Kakanwil Kemenag DIY M Lutfi Hamid dari DPD RI, DPR RI, dan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Jumlah peserta sekitar 200 orang yang terdiri dari pejabat eselon II Ditjen Bimas Islam, unsur kantor Kementerian Agama se DIY, penyuluh agama Islam DIY, ketua MUI se DIY, organisasi masyarakat Islam DIY, media online Islam, praktisi/akademisi, dan tokoh agama termasuk corps dakwah Masjid Syuhada.