REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Badan Nasional Pengendalian Bencana (BNPB) Pusat mencatat pengungsi di Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Agung sudah mencapai 9.421 jiwa. Gempa vulkanik yang intensitasnya semakin sering membuat masyarakat melakukan evakuasi mandiri ke sejumlah titik aman.
"Jumlah tersebut merupakan warga desa yang tinggal di dalam radius enam kilometer dan 7,5 kilometer di sektor utara, tenggara, selatan-barat daya puncak Gunung Agung," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Pusat, Sutopo Purwo Nugroho, Jumat (22/9).
Pengungsi tersebar di 50 titik di Kabupaten Karangasem, Klungkung, dan Buleleng. Jumlah pengungsi di Karangasem merupakan yang terbanyak, mencapai 7.018 jiwa. Mereka tersebar di 40 titik pengungsian.
Sisanya adalah pengungsi dari Buleleng, sekitar 1.722 jiwa di delapan titik, dan pengungsi Klungkung mencapai 601 jiwa di dua titik. Sutopo mengatakan jumlah pengungsi terus bertambah. Mereka ditempatkan di balai desa, gedung olah raga, banjar, dan ada juga di rumah kerabat masing-masing.
Bantuan yang diutamakan adalah kebutuhan dasar, sepeti makanan, air bersih, sanitasi, fasilitas mandi cuci kakus (MCK), selimut, matras, layanan kesehatan, dan lainnya. Masyarakat yang ingin menyalurkan donasi disarankan melalui satu pintu, yaitu posko utama satuan tugas siaga darurta di Dermaga Cruise Tanah Ampo, Manggis, Karangasem.
Pengamatan aktivitas vulkanik gunung api terus diintensifkan. Masyarakat, kata Sutopo diimbau tetap tenang, waspada, dan tidak terpancing informasi menyesatkan.