Jumat 22 Sep 2017 20:15 WIB

Ponpes Rubat Mbalong Siapkan Santri Berwirausaha

Santri
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Santri

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP --  Pondok Pesantren Rubat Mbalong Ell Firdaus, Desa Tambaksari, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menyiapkan santri menjadi pelaku wirausaha, kata pengasuh Ponpes Rubat Mbalong Ell Firdaus K.H. Ahmad Hasan Mas'ud.

"Kemandirian secara ekonomi bahwa pesantren adalah miniatur masyarakat sehingga mempersiapkan santri-santri ke depan sehingga ketika pulang dari pesantren, di samping menjadi satu barometer dalam berikhtiar ibadah kepada Allah juga menggagas apa yang menjadi tantangan-tantangan hidupnya di dunia," katanya di sela diskusi dengan tema "Pesantren Membangun Kemandirian Ekonomi" di Ruang Rapat Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jumat siang.

Pihaknya menyiapkan pula keterampilan bagi santri, termasuk pemberdayaannya, namun yang terpenting adalah keilmuan dalam memanajemen kehidupan di dunia untuk akhirat mereka. Sekarang, pihaknya mengembangkan konsep "Jadikan siangmu untuk membuat kehidupan ekonomi dan jadikan malammu untuk bersyukur kepada Allah SWT".

Dalam hal itu, lanjut dia, santri-santri Ponpes Rubat Mbalong Ell Firdaus melaksanakan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, serta kewirausahaan, seperti pembuatan sandal "Kenthir" dan budi daya jamur tiram.

"Pada malam harinya pemberdayaan santri melalui pengajian dan disiplin ilmu-ilmu agama yang lain," katanya.

Ia mengatakan kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarakan dari santri, oleh santri, dan untuk santri karena selama tinggal di pondok, mereka tidak dipungut biaya. Menurut dia, hal itu disebabkan para santri telah memiliki daya dari hasil pertanian dan kegiatan usaha yang lain.

Terkait dengan usaha pembuatan sandal "Kenthir", pria yang akrab disapa Gus Hasan itu, mengatakan kegiatan tersebut sudah berjalan sekitar enam bulan.

"Sebelum puasa (Ramadhan, red.) sudah ada pendekatan kemitraan, kemudian kami buka, ada diklat dengan mendatangkan seorang ahli dari Cibaduyut untuk mengajar santri sampai bisa membuat sandal. Alhamdulillah sampai sekarang bisa dimanfaatkan untuk santri itu sendiri, untuk pondok, juga untuk 'reseller'," katanya.

Dalam memasarkan sandal "Kenthir" itu, pihaknya juga menggandeng para alumnus yang pendapatan ekonominya masih kurang. Pihaknya juga mengajarkan keterampilan pertukangan sebagai bekal bagi santri setelah keluar dari pondok.

"Alhamdulillah, salah seorang santri kami yang berasal dari Palembang, sukses menekuni usaha pertukangan setelah menyelesaikan pendidikan di pesantren dan kembali ke kampung halamannya," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement