REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pesawat tempur Israel melancarkan serangan di dekat Bandara Internasional Damaskus, Suriah, pada Jumat (22/9). Mereka menargetkan gudang penyimpanan senjata milik kelompok Hizbullah Lebanon.
Syrian Observatory for Human Right yang berbasis di Inggris mengatakan, serangan itu mengakibatkan sejumlah kehancuran dan telah mengguncang Bandara Internasional Damaskus. Serangan ini merupakan serangan terbaru dari serangkaian serangan Israel di Suriah.
Dua pekan lalu, Israel dilaporkan telah menyerang sebuah gudang yang diduga digunakan sebagai tempat produksi senjata kimia milik pemerintah Suriah. Sebelumnya, seorang pejabat senior Israel mengatakan Israel akan mengebom istana Presiden Suriah Bashar al-Assad di Damaskus, jika Iran terus memperluas pengaruhnya di negara yang dilanda perang tersebut.
Dalam sebuah pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang merupakan sekutu dekat Assad, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga menyuarakan keprihatinannya akan kehadiran pasukan Iran dan Hizbullah di Suriah.
Dilansir dari Aljazirah, konflik Suriah dimulai pada Maret 2011 saat pemberontak melawan pemerintah Assad. Namun konflik berubah menjadi perang sipil yang telah menewaskan ratusan ribu orang.
Perang tersebut kemudian berkembang menjadi konflik kompleks multi-front yang melibatkan pasukan pemerintah, pemberontak Suriah, militan Kurdi, dan kelompok bersenjata, termasuk ISIS. Pemerintahan Assad, yang didukung oleh Rusia dan Iran, telah berselisih dengan AS, Turki, dan negara-negara lain yang mendukung pasukan pemberontak.