Sabtu 23 Sep 2017 06:58 WIB

Kapal Terbalik di Laut Hitam, 21 Orang Tewas

Rep: Marniati/ Red: Andi Nur Aminah
Ilustrasi Kapal terbalik dan tenggelam
Foto: EPA
Ilustrasi Kapal terbalik dan tenggelam

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Sedikitnya 21 pengungsi dan migran tenggelam dan sembilan orang lainnya hilang setelah sebuah kapal yang berlabuh di Eropa tenggelam di lepas pantai Laut Hitam Turki. Daerah ini terletak sekitar 130 kilometer sebelah Timur Istanbul, kota terbesar di Turki.

Dilansir dari Aljazirah, Sabtu (23/9), 40 orang berhasil diselamatkan dan telah berada di kapal nelayan. Seorang wanita hamil yang berhasil diselamatkan di bawa ke rumah sakit namun kehilangan bayinya. Upaya pencarian dan penyelamatan masih dilakukan untuk menemukan orang-orang yang masih hilang.

Mehmet Unal, seorang pejabat lokal di kota terdekat Kandira, mengatakan kapal tersebut membawa 70 migran. Sebagian besar dari mereka adalah warga Irak. Kapal diduga tenggelam akibat cuaca buruk. Turki Barat dan Laut Hitam terkena badai dan hujan lebat dalam semalam.

Turki telah menjadi hub bagi para migran dari negara-negara bermasalah di seluruh dunia termasuk Suriah, Irak dan Afghanistan yang sedang mencari jalan ke Uni Eropa. Pada 2015, sekitar satu juta orang melakukan perjalanan laut yang berisiko untuk menyeberangi Laut Tengah ke Eropa, kebanyakan ke Yunani dari Turki di atas Laut Aegea.

Ribuan orang tewas dalam perjalanan ini. Menanggapi tekanan internasional, Turki memperketat batas lautnya dan membobol ring penyelundupan migran sebagai bagian dari kesepakatan 2016 dengan Uni Eropa.

Jumlah pengungsi dan migran yang melintasi Laut Aegea kini telah menyusut. Namun kini migran berusaha menyeberangi Laut Hitam dari Turki ke anggota Uni Eropa Rumania.

Menurut statistik yang diterbitkan oleh kantor berita Anadolu Turki, sekitar 834 pengungsi dan migran tertangkap dan 10 penyelundup ditahan dalam tujuh insiden di Laut Hitam antara pertengahan Agustus dan awal September, Dalam insiden terpisah pada hari Kamis, pihak berwenang Libya mengatakan lebih dari 90 pengungsi dan migran hilang setelah sebuah kapal tenggelam di lepas pantai negara tersebut. Sedikitnya delapan orang dipastikan tewas.

Libya adalah titik keberangkatan utama bagi pengungsi dan migran yang menggunakan rute Mediterania Tengah yang berbahaya. Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), pengungsi dan migran yang meninggal di Mediterania turun 22 persen dari tahun lalu. Sedikitnya 2.550 pengungsi dan migran meninggal dunia dari 1 Januari sampai 13 September 2017, dibandingkan dengan 3.262 dari periode yang sama tahun 2016.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement