REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pabrik senjata Jerman Heckler & Koch telah menghentikan penjualan senjata ke negara-negara korup termasuk Israel, Mesir, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Jerusalem Post melaporkan, Rabu (20/9), perusahaan tersebut membuat keputusan karena sulit mendapatkan lisensi dari pemerintah Jerman untuk memasok senjata ke negara-negara yang korup, tidak demokratis, atau tidak berafiliasi dengan NATO. Daftar negara meliputi Israel, Meksiko, India, Arab Saudi, Mesir, UEA, Turki, Malaysia, Indonesia dan semua negara Afrika.
Perusahaan tersebut mengumumkan dalam laporan tahunan terbarunya bahwa mereka akan menjual senjata hanya ke negara anggota NATO atau negara anggota serupa NATO seperti Swiss, Austria dan Selandia Baru dan negara-negara lain yang indikatornya tinggi mengenai standar Transparency International.
Menurut The Guardian, langkah tersebut akan membuat Heckler & Koch menjadi perusahaan senjata pertama yang mengadopsi kebijakan etis untuk mengendalikan ekspor senjata, mengungguli kebijakan pemerintah. Jerman, eksportir senjata terbesar kelima di dunia dengan penjualan sebesar 8,22 miliar dolar AS tahun lalu, sedang mempersiapkan sebuah inisiatif yang akan memungkinkan mereka untuk memantau bagaimana ekspor senapannya digunakan.
Diperkirakan sekitar dua juta orang terbunuh oleh senjata yang diproduksi oleh Heckler & Koch sejak 1949. Mereka termasuk mantan pemimpin Alqaidah Usamah Bin Laden, yang terbunuh pada tahun 2011 dengan menggunakan senapan mesin yang dikembangkan oleh perusahaan tersebut.
Sementara itu, Heckler & Koch tidak memberikan komentarnya mengapa Israel ditambahkan ke dalam daftar. Kementerian ekonomi Jerman mengatakan kepada The Jerusalem Post dalam sebuah email bahwa kementerian tidak mengomentari keputusan perusahaan.
Heckler & Koch menghadapi kritik keras tahun lalu ketika dituduh mengekspor secara ilegal 9.500 senapan serbu G3 bertenaga tinggi ke Meksiko antara tahun 2003 dan 2011. Sebuah laporan dari Kantor Pidana Bea Cukai di Cologne menuduh perusahaan tersebut mengirimkan 4.800 senjata ke negara-negara dimana ekspor dilarang karena dugaan korupsi polisi dan pelanggaran hak asasi manusia.
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement