REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, Surabaya Jawa Timur menyatakan fenomena equinox merupakan kejadian alami yang normal terjadi selama dua kali dalam setahun.
Prakirawan BMKG Juanda Agatha Mayasari mengatakan, fenomena equinox memang cenderung terjadi peningkatan suhu. Ia menjelaskan, fenomena equinox ialah gerak semu matahari yang berada tepat di atas garis khatulistiwa yang disebabkan pergerakan bumi pada porosnya atau rotasi bumi dan evolusi (pergerakan) bumi terhadap matahari.
"Seperti yang terjadi selama beberapa hari terakhir di Surabaya yang mencapai 35 sampai 36 derajat celcius. Sedangkan untuk hari ini berkisar antara 33 sampai dengan 34 derajat," ujarnya di Sidoarjo, Sabtu (23/9).
Ia mengatakan, adanya perbedan temperatur suhu ini tergantung dari lokasi yang terkena cahaya matahari secara langsung. "Jadi ini merupakan fenomena alam yang biasa terjadi dan tidak perlu lagi ada yang perlu dikhawatirkan dengan adanya fenomena equinox ini," ujarnya.
Juanda menambahkan, "Itu memang fenomena alamiah setiap tahun dua kali pada September dan Maret. Ini fenomena yang rutin dan setiap tahunnya pasti terjadi, terutama di 21-22 Maret dan 22-23 September,". Ia mengatakan, jika memang terjadi panas yang cukup tinggi ada baiknya menghindari kegiatan yang langsung terpapar sinar matahari. "Silahkan beraktivitas seperti biasa, tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ujarnya.