REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan menteri pemuda dan olahraga Adhyaksa Dault menyambut baik pemutaran kembali film G 30 S PKI. Adhyaksa menilai, pemutaran film itu baik untuk generasi muda agar tak lupa dengan sejarah pemberontakan Partai Komunis Indonesia tahun 1965.
"Nggak ada masalah, bagus malah. Supaya meluruskan sejarah, itu perlu diputar. Organisasi komunis pernah memberontak di negeri ini," kata dia di FX Sudirman, Jakarta, Sabtu (23/9).
Adhyaksa mengatakan, PKI adalah organisasi terlarang seperti yang ada di TAP MPRS. Film itu, menurut dia, mengingatkan sejarah kelam republik ini akibat pemberontakan partai berlogo palu arit tersebut.
Film yang diproduksi era Orde Baru itu dinilainya bisa dijadikan pelajaran bagi anak muda agar kejadian buruk tak terulang. Hanya saja, menurutnya, anak-anak SMP atau SD perlu mendapat bimbingan dan pendampingan saat menonton film tersebut. Adhyaksa meyakini tak ada efek buruk bagi anak-anak untuk menonton film ini jika didampingi orang tua. Justru mereka bisa belajar sejarah.
"Kami sendiri (dulu) kan nonton itu bertahun-tahun. Anak-anak SMA barangkali sudah mengerti, untuk anak SMA diputar saja film itu," ujar dia.
Pemutaran kembali film G 30 S PKI menuai pro dan kontra. Sebagian pihak menilai pemutaran film itu tak perlu. Selain karena konten film yang dinilainya tidak sesuai dengan kejadian sebenarnya menurut mereka, banyak adegan kekerasan yang dianggap tak pantas dipertontonkan ke anak-anak. Sebagian yang pro, menilai kurang lebih senada dengan Adhyaksa Dault.