Sabtu 23 Sep 2017 22:49 WIB

Kapan Bandara Ngurah Rai Ditutup? Ini Jawaban Menhub

Siluet Gunung Agung di pulau Bali terlihat dari pinggiran pantai Ampenan, Mataram, NTB, Kamis (21/9). Status aktivitas Gunung Agung ditingkatkan dari level
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Siluet Gunung Agung di pulau Bali terlihat dari pinggiran pantai Ampenan, Mataram, NTB, Kamis (21/9). Status aktivitas Gunung Agung ditingkatkan dari level

REPUBLIKA.CO.ID, PEMALANG -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan, Bandara Internasional Ngurah Rai di Bali akan ditutup apabila erupsi Gunung Agung terus meningkat. "Pemerintah dapat menutup penerbangan ke Bandara Ngurah Rai apabila eruspi Gunung Agung meningkat dan sudah membahayakan keselamatan penerbangan," kata Menhub usai menjadi narasumber dalam sebuah diskusi di Balai Gandrung, Pulosari Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Sabtu (23/9).

Menurut dia, hingga Sabtu penerbangan ke Bandara Ngurah Rai Bali masih berlangsung baik dan belum ada masalah terkait dengan erupsi Gunung Agung. "Tidak ada hambatan, pesawat terbang masih bisa take off-landing dengan baik," katanya didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar.

Menhub mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan rencana evakuasi penumpang apabila erupsi Gunung Agung terus meningkat. "Kami sudah melakukan 'plan' (penerbangan dialihkan) ke bandara lain, seperti di Banyuwangi Jawa Timur dan Lombok," kata Budi.

Budi berdoa erupsi Gunung Agung tidak besar agar wisata Bali yang sudah bagus itu tetap terkoreksi dengan baik.

"Persiapan pengalihan penerbangan juga sudah matang, seperti ke Bandara Yogyakarta, Surabaya, Semarang, dan Ujung Pandang," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement