Sabtu 23 Sep 2017 23:03 WIB

In Picture: Ngalokat Cai Upaya Melestarikan Sumber Mata Air (2)

.

Rep: Edi Yusuf/ Red: Yogi Ardhi Cahyadi

Perang air di mata air Irung-irung pada acara Ngalokat Cai Nyalametkeun Solokan atau menyelamatkan air dan selokan dalam rangkaian Festival Cihideung, di Kecamatan Parongpong, Kabupaten bandung Barat, Sabtu (23/9). (FOTO : Republika/Edi Yusuf)

Seorang peserta dengan wajah penuh lumpur usai perang air di mata air Irung-irung pada acara Ngalokat Cai Nyalametkeun Solokan atau menyelamatkan air dan selokan dalam rangkaian Festival Cihideung, di Kecamatan Parongpong, Kabupaten bandung Barat, Sabtu (23/9) (FOTO : Republika/Edi Yusuf)

Perang air di mata air Irung-irung pada acara Ngalokat Cai Nyalametkeun Solokan atau menyelamatkan air dan selokan dalam rangkaian Festival Cihideung, di Kecamatan Parongpong, Kabupaten bandung Barat, Sabtu (23/9). (FOTO : Republika/Edi Yusuf)

Seorang peserta dengan wajah penuh lumpur usai perang air di mata air Irung-irung pada acara Ngalokat Cai Nyalametkeun Solokan atau menyelamatkan air dan selokan dalam rangkaian Festival Cihideung, di Kecamatan Parongpong, Kabupaten bandung Barat, Sabtu (23/9) (FOTO : Republika/Edi Yusuf)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, PARONGPONG -- Berbagai upaya dilakukan sebagai ajang pelestarian potensi alam dan budaya. Termasuk dalam hal ini adalah upacara adat 'ngalokat cai' yang dilakukan di ajang Festival Cihideung, sebuah kawasan penghasil tanaman bunga di Bandung Utara. Upacara ngalokat cai ini menjadi simbolisasi pelestarian sumber air sebagai sumber kehidupan bagi warga.

 

 

sumber : Republika Foto
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement