Sabtu 23 Sep 2017 23:23 WIB

Imbauan Pastika untuk Pengungsi Erupsi Gunung Agung

Petugas kepolisian dan BPBD mendata para pengungsi Gunung Agung yang baru tiba di GOR Swecapura, Kabupaten Klungkung, Bali, Kamis (21/9).
Foto: Antara/Wira Suryantala
Petugas kepolisian dan BPBD mendata para pengungsi Gunung Agung yang baru tiba di GOR Swecapura, Kabupaten Klungkung, Bali, Kamis (21/9).

REPUBLIKA.CO.ID, AMLAPURA -- Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengimbau para pengungsi yang jumlah kelompoknya kurang dari 200 jiwa, agar bergabung dengan pengungsi lainnya pada pos pengungsian yang sudah ditentukan pemerintah. Imbauan itu dikeluarkan Pastika setelah ditetapkannya status Awas, Gunung Agung.

"Hal ini akan mempermudah dalam penyaluran bantuan, baik makanan, kesehatan maupun bantuan lain yang dibutuhkan," kata Pastika saat berkeliling ke sejumlah pos pengungsian di Amlapura, Karangasem, Sabtu (23/9).

Menurut dia, banyaknya titik-titik pengungsian, menimbulkan kesulitan bagi petugas untuk mendata keberadaan mereka. Oleh karena itu, kelompok pengungsi yang jumlahnya kurang dari 200 jiwa agar segera bergabung ke pos-pos pengungsian yang sudah ditentukan pemerintah. Seperti di GOR Sweca Pura di Kabupaten Klungkung, Pos Pengungsian di Rendang dan Sidemen, Ulakan, di Kabupaten Karangasem, serta Pos Pengungsian di Desa Les dan Tembok di Kabupaten Buleleng.

Sampai dengan Sabtu (23/9) pukul 12.00 Wita, jumlah pengungsi yang sudah terdata mencapai 15.124 jiwa yang tersebar di 126 titik di seluruh kabupaten/kota di Bali. Lokasi pengungsian baik di pos-pos pengungsian yang telah ditetapkan pemerintah maupun balai-balai desa, lapangan, maupun di rumah-rumah penduduk yang dianggap aman.

Orang nomor satu di Bali itu juga memerintahkan agar dapur umum yang semula berlokasi di Pelabuhan Tanah Ampo agar segera dipindahkan ke Pos Pengungsian di Rendang. Pastika dan rombongan juga berkesempatan mendatangi para pengungsi di UPT Pertanian Rendang yang mengalami kepanikan akibat adanya oknum yang tidak bertanggung jawab yang menginstruksikan masyarakat untuk segera pindah karena lokasi pengungsian rawan bencana.

Menanggapi hal tersebut, dia meminta masyarakat untuk tenang, jangan panik dan jangan mudah percaya pada oknum yang tidak dikenal. "Masyarakat kami harapkan waspada terhadap informasi yang tidak benar dan mendengarkan dengan baik instruksi dari para camat maupun kepala desa," ucap Pastika.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement