REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Umat Islam di Amerika Serikat menggelar parade Islam tahunan di Kota New York pada Ahad (24/9) waktu setempat. Uniknya, parade Islam tahun ini banyak diikuti masyarakat non Muslim.
"Alhamdulillah hari ini telah berlangsung parade Islam tahunan di Kota New York. Parade ini adalah yang ke-32 tahun sejak dimulai tahun 1985 lalu," kata Presiden Nusantara Foundation, Imam Shamsi Ali melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (25/9).
Imam Shamsi yang juga sebagai Ketua Parade Islam di Kota New York sejak 1998 mengatakan, tema parade Islam dikenal di New York dengan sebutan United American Muslim Day Parade. Parade ini adalah building bridges atau membangun jembatan. Sebagai antithesis dari kebijakan-kebijakan Donald Trump yang dinilai memecah belah dan rasis.
"Donald Trump identik dengan slogannya building walls atau membangun dinding," ujarnya.
Ia menerangkan, ada yang unik pada parade tahun ini. Pertama, parade ini didedikasikan sebagai solidaritas penuh untuk Rohingya. Sehingga, Grand Marshal yang dipilih adalah seorang aktivis dari komunitas Rohingya bernama Mouhiddin Yousuf.
Kedua, lanjut Imam Shamsi, parade ini banyak dihadiri masyarakat non Muslim. Hal ini sebagai bukti bahwa umat Islam tidak sendirian dalam menghadapi tantangan-tantangannya. Di parade ini salah seorang Honorary Grand Marshal atau Grand Marshal kehormatan adalah Rabbi Marc Schenier, seorang pemimpin Yahudi yang berpengaruh di Kota New York.
"Alhamdulillah, saya telah menjadi ketua parade ini sejak tahun 1998 lalu," ujarnya.