REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengakui kegiatan car free day (CFD) belum mengurangi polusi secara signifikan. Pernyataan ini dilontarkan untuk menanggapi komentar Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin soal car free day yang belum mengurangi polusi.
"Kami bersyukur ada car free day, meskipun dampaknya itu tidak begitu signifikan," ujar Djarot di Balai Kota, Senin (25/9).
Meskipun begitu, CFD mulai diperluas sampai di masing-masing wilayah DKI Jakarta. Yakni, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Selatan.
"Makanya kami dorong warga pada Sabtu dan Ahad, tolong tinggalkan kendaraan (pribadi), manfaatkan kendaraan umum, karena (penggunaan) transportasi umum masih di bawah 20 persen, kami dorong ini sambil perbaikan layanan transportasi umum," kata Djarot.
Selain itu, Djarot memiliki catatan untuk kegiatan CFD. Ia menyatakan, warga dan pedagang kaki lima (PKL) masih kurang kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. "Setelah car free day itu, pasukan oranye dan kuning gerak untuk bersihkan itu. Saya lihat di sisi air mancur banyak sampah plastik. Ini yang harus ditekan (agar tidak buang sampah sembarangan)" ujarnya.
Sementara, Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin menyatakan evaluasi hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) atau car free day belum efektif. Sebab, masyarakat yang naik sepeda dan menggunakan transportasi umum sangat sedikit.
"Hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) seharusnya mampu memgubah gaya hidup seperti di Hong Kong dan Paris, mereka cenderung tidak menggunakan kendaraan bermotor dalam aktivitas sehari-hari. Itulah visi dari HBKB," jelas Ahmad.