REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kupang memprediksi suhu udara di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mencapai suhu 39 derajat Celsius menjelang puncak musim kemarau pada Oktober 2017. potensi peningkatan suhu udara di Kota Kupang ini mulai sangat terasa selama dua pekan terakhir karena posisi matahari berada di ekuator dan mulai berlahan bergerak ke arah selatan.
"Posisi suhu udara Kota Kupang mencapai 39 derajat Celcius itu memicu penguapan yang maksimal hingga mengakibatkan hujan ringan hingga sedang di beberapa titik," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang Bambang Setiatji di Kupang, Senin (25/9).
Terkait suhu udara dalam beberapa hari terakhir ini mencapai 39 derajat Celsius, Bambang mengatakan, ada kaitannya dengan fenomena Equinox. Dimana, posisi matahari berada tepat di garis khatulistiwa akibatnya suhu udara meningkat seperti yang dirasakan warga NTT saat ini.
Pada kondisi seperti itu, katanya, apabila matahari sudah bergerak ke arah selatan akan berdampak meningkatnya suhu udara di NTT karena akhir September hingga November merupakan puncak musim kemarau di NTT ditandai dengan mulai meningkatnya suhu udara di beberapa daerah di NTT. Bahkan, menjelang puncak musim kemarau akan diikuti dengan meningkatnya temperatur udara yang sangat tinggi di NTT, seperti Kota Kupang.
Menurut dia, suhu udara maksimum di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang pada puncak musim kemarau Oktober mencapai 39 derajat Celsius. Namun, ada satu hal yang mungkin perlu diwaspadai dengan keadaan cuaca seperti itu dalam tiga hari ke depan yaitu fenomena Equinox.
Equinox merupakan kondisi di mana matahari berada tepat di atas khatulistiwa. Jadi, matahari berada pada posisi terdekat dengan bumi karena itu bumi akan menerima radiasi yang lebih tinggi dari kondisi biasanya.
"Hal ini dapat memicu hujan lebat juga karena bisa meningkatkan jumlah penguapan sehingga hujan lebih banyak terjadi dan temperatur bumi bisa sedikit lebih tinggi dari normal," ujarnya.
Dalam setahun, Equinox bisa terjadi dua kali yakni, Maret dan Septembe. Sementara pada September, biasanya terjadi antara di tanggal 22, 23 dan 24.
BMKG setempat sebelumnya memprediksi hujan dan mendung akan terjadi di beberapa daerah di NTT, meskipun tidak mengindikasikan NTT telah memasuki musim hujan. "Ini hanya karena suhu muka laut yang tinggi pada kisaran 29-30 derajat Celcius yang berarti ada potensi penguapan (penambahan masa uap air) di Laut Timor, Laut Flores, Laut Sawu," kata Bambang.