Senin 25 Sep 2017 17:15 WIB

Partai Ekstrem Kanan Jerman Balik ke Dewan Setelah 60 Tahun

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
 Kanselir Jerman Angela Merkel (kanan).
Foto: AP Photo/Michael Sohn/ca
Kanselir Jerman Angela Merkel (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Partai ekstrem kanan Jerman, Alternative for Germany (AfD), kembali ke parlemen untuk pertama kalinya setelah hampir 60 tahun. Keberhasilan AfD menjadi partai terbesar ketiga ini terjadi setelah Angela Merkel memenangkan pemilihan dan kembali menjabat sebagai Kanselir Jerman untuk keempat kalinya.

Meski demikian, Partai Christian Democratic Union (CDU) yang mengusung Merkel, kini masih menjadi partai terbesar di parlemen. Partai ini merupakan satu-satunya partai yang dapat membentuk pemerintahan, meski masih ada waktu untuk membentuk koalisi.

"Tentu kami berharap hasil yang lebih baik. Tapi kami memiliki mandat untuk membentuk pemerintahan. Dan tidak ada pemerintahan yang bisa dibentuk selain oleh kami," ujar Merkel seperti dikutip The Telegraph.

Merkel mengakui keberhasilan AfD adalah tantangan terbesar yang dihadapi pemerintahannya. Ia bersumpah untuk mendapatkan kembali dukungan dari pendukung partai yang mengkampanyekan platform anti-imigran itu.

"Ini malam yang menyenangkan. Kami berhasil. Kami berada di parlemen. Kami akan mengubah negara ini. Kami akan memburu Merkel, dan merebut kembali negara dan rakyat kami," kata Alexander Gauland, kandidat Kanselir Jerman dari AfD.

Kembalinya AfD dan penurunan suara CDU secara luas dilihat sebagai reaksi atas keputusan kontroversial yang dikeluarkan oleh Merkel pada 2015. Saat itu ia memutuskan untuk membuka perbatasan Jerman bagi para pencari suaka.

Jajak pendapat awal menunjukkan CDU mendapatkan 32,5 persen suara bersama dengan partai Christian Social Union (CSU). Angka ini menurun dari 41,5 persen dari empat tahun yang lalu.

Sementara Social Democratic Party (SPD) berada di urutan kedua dengan perolehan 20 persen, yang diikuti oleh AfD dengan perolehan 13,5 persen. AfD diperkirakan akan mendapatkan sekitar 88 kursi di parlemen.

"Kami kalah dalam pemilihan," ujar Martin Schulz, pemimpin SPD yang menjadi kandidat Kanselir masa depan Jerman. Namun dia mengatakan ingin tetap menjadi pemimpin partai dan bersumpah untuk berperang melawan AfD.

Semua mata sekarang akan beralih ke pembicaraan tentang koalisi dan upaya Merkel untuk membentuk pemerintahan baru. Keputusan SPD untuk kembali ke oposisi telah membatasi pilihannya, menyisakan Partai Free Democratic Party (FDP) dan Partai Hijau.

FDP, yang kembali ke parlemen dengan 10,5 persen suara setelah kehilangan semua kursi mereka empat tahun lalu, telah lama dipandang sebagai mitra koalisi Merkel. Partai Hijau, yang memenangkan sembilan persen suara juga dipandang sebagai mitra yang layak setelah pindah ke jalur yang lebih pragmatis dan sentris dalam beberapa tahun terakhir.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement