REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bagian Humas BNN Kombes Sulistiandriatmoko menanggapi kabar tentang adanya pernyataan di situs Kalashnikov terkait pengiriman senjata untuk BNN Indonesia. Sulis membantah ada pengadaan atau pemesanan ribuan senjata asal Rusia tersebut.
Dia menegaskan tidak ada pengadaan atau impor senjata dalam anggaran 2018. "Itu hoaks, nggak ada pengadaan, nggak ada (pemesanan) di anggaran 2018" kata Sulis saat dikonfirmasi, Senin (25/9).
Kendati ada pernyataan dalam situs Kalashnikov, Sulis menjelaskan, semuanya belum sampai tahap keputusan pengadaan. Terkait itu, dia menegaskan belum ada kerjasama yang pasti. "Belum terbukti, belum benar. Kan belum ada buktinya," lanjut dia.
Sulis menambahlan memang ada penawaran-penawaran tetapi belum sampai tahapan pengadaan. Dia enggan menyebutkan pihak yang menawarkan pengadaan senjata tersebut. "Belum bisa saya sebutkan pihak yang menawarkan karena belum pasti, masih dalam perencanaan," katanya menambahkan.
Sebelumnya sejumlah LSM, seperti Amnsety Internasional Indonesia, Human Rights Working Group (HRWG) dan LBH Masyarakat juga mempertanyakan peningkatan pengadaan senjata hingga belasan ribu kalashnikov, termasuk untuk BNN. Berdasarkan keterangan resmi dari laman Kalashnikov, pengiriman senapan Saiga-12C merupakan langkah strategis penting untuk perluasan ekspor produk sipil serta penguatan kerjasama asing. Saiga-12C merupakan senjata-non militer yang diproduksi Kalashnikov.
"Selain menyediakan produk sipil, para pakar Kalashnikov Group mengadakan sesi pelatihan dan penembakan secara terbuka untuk pegawai National Drug Enforcement Administration (BNN) di Indonesia," demikian kutipan dalam Kalashnikov.com.