Senin 25 Sep 2017 20:35 WIB

Tokoh Ulama Lebak Dukung Pemutaran Film G 30 S PKI

Poster film Pengkhiatan G30S PKI.
Foto: wikipedia.com
Poster film Pengkhiatan G30S PKI.

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Tokoh ulama Kabupaten Lebak, Provinsi Banten KH Nurdin Tajri mendukung, pemutaran film nonton bareng gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G-30-S/PKI) sebagai petunjuk sejarah yang harus diketahui oleh generasi bangsa. "Perbuatan PKI itu sangat mengerikan dan jangan sampai terulang kembali di Tanah Air," katanya, Senin (25/9).

Pembunuhan yang dilakukan PKI cukup tragis dan kejam terhadap ulama, kiai dan santri di Jawa Timur dan Jawa Tengah tahun 1948. Begitu juga pemberontakan kudeta 30 September 1965 di Jakarta yang mengakibatkan tujuh jenderal meninggal dunia.

Para jenderal yang dibunuh itu dengan cara mengerikan mulai dari penembakan, senjata tajam serta tindakan penganiayaan dan kekerasan. Pengalaman sejarah kelam itu tentu jangan sampai terulang kembali di Tanah Air.

Karena itu, ihaknya mendukung gagasan Panglima TNI Gatot Nurmantyo mewajibkan seluruh prajurit nonton bereng film G30S/PKI. Pemutaran film G30S/PKI itu untuk memberikan petunjuk sejarah kekejaman gerakan PKI sebagai musuh umat Islam. Sebab, ideologi PKI itu yang keyakinannya tidak memiliki Tuhan sehingga bertentangan dengan ajaran Islam juga Pancasila.

"Kami berharap pemutaran film G30S/PKI menjadikan cerminan generasi bangsa untuk memperkuat kesatuan dan persatuan juga saling menghargai dan menghormati antaragama. Sebab, agama Islam merupakan agama "rahmatan lil alamiin" yang penuh kasih sayang bagi semua alam juga melindungi umat minoritas," katanya.

Menurut Nurdin, pihaknya setuju film G30S/PKI diubah sesuai dengan kondisi zaman. Namun, kebenaran sejarah tetap tidak diboleh diubah, seperti kekejaman PKI yang melakukan pembunuhan terhadap para ulama,kiyai dan santri.

Begitu juga pembunuhan kepada tujuh jenderal yang mayatnya dimasukan ke lubang sumur atau lebih dikenal lubang buaya di Jakarta. "Saya kira pembunuhan itu benar-benar fakta juga terjadi di Tanah Air yang dilakukan oleh gerakan PKI," katanya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebak KH Baidjuri mengatakan, pemutaran film G30S/PKI perlu dilakukan agar semua elemen masyarakat mengetahui serta guna meluruskan sejarah kelam Bangsa Indonesia. Karena itu, pihaknya mendukung pemutaran ulang film G30S/PKI agar generasi bangsa memahami tentang sejarah kelam PKI di Tanah Air.

Dimana tindakan G30S/PKI yang membunuh tujuh jenderal patut diketahui generasi bangsa dan bagian sejarah bangsa ini agar kasus tersebut tidak kembali terulang. "Kita mengambil hikmahnya saja dari sejarah itu dan ke depan bangsa ini lebih maju juga menguatkan persatuan dan kesatuan untuk membangun kesejahteraan rakyat," katanya

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement