REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Keberadaan pengemudi angkutan online di Kota Sukabumi jumlahnya mencapai sekitar 3.500 orang. Jumlah tersebut melampaui jumlah sopir angkutan kota dan ojek pangkalan yang hanya sekiar 2.500 orang.
"Jumlah yang ikut aplikasi online sudah luar biasa sekarang 3.500 hingga 3.700 orang," ujar Wali Kota Sukabumi Mohamad Muraz kepada wartawan di Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi Senin (25/9). Padahal, kata dia, jumlah pengemudi angkutan umum nonaplikasi hanya sebanyak 2.000 hingga 2.500 orang dengan ditambah ojek pangkalan.
Kondisi ini kata Muraz menunjukkan jumlah pengemudi angkutan online sudah melebihi angkutan konvensional. Kondisi ini lanjut dia dikhawatirkan rawan menimbulkan bentrokan di lapangan.
Pasalnya terang Muraz, sejak 2000 lalu Pemkot Sukabumi sudah tidak menambah jumlah armada trayek angkot di sana. Kondisi ini sambung dia dikarenakan jumlah armada angkot dinilai sudah cukup banyak dan mampu melayani warga.
Kini ungkap Muraz, datang pengemudi angkutan online dengan jumlah yang cukup banyak. Sehingga kata dia dikhawatirkan semakin bertambah banyaknya pengemudi ini akan menurunkan pendapatan para sopir angkot.
Di sisi lain Muraz mengatakan, masyarakat memang dihadapkan pada pilihan untuk memilih moda transportasi yang nyaman, murah serta tepat waktu. Di mana kata dia pilihan itu ada di angkutan online.
Muraz mengatakan, pemkot mendorong pengelola angkutan online untuk mengakomodir spor angkutan kota. Namun kata dia hal ini belum bisa dilakukan dengan alasan ketiadaan sarana ponsel.
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement