REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo menjelaskan, pada semester I Tahun 2017 perekonomian di Provinsi Jatim tercatat tumbuh sebesar 5,2 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut menurutnya didorong Industri Kecil Menengah (IKM), sehingga pertumbuhan ekonomi di Jatim lebih tinggi dibandingkan nasional.
"Perekonomian Jatim yang sangat terdukung IKM pada semester I Tahun 2017, misalnya, perekonomian provinsi ini tercatat tumbuh sebesar 5,2 persen. Ini lebih tinggi dibandingkan nasional sebesar 5,01 persen," kata pria yang akrab disapa Pakde Karwo, pada Selasa (26/9).
Pakde Karwo menjelaskan, selain terdorong IKM, pertumbuhan ekonomi tersebut dipengaruhi tiga sektor utama di Jatim. Ketiganya yaitu industri pengolahan yang menyumbang 29,17 persen, perdagangan menyumbang 18,07 persen, dan pertanian menyumbang 13,46 persen.
"Khusus untuk sektor industri pengolahan Jatim tumbuh sebesar 4,73 persen, lebih tinggi dibandingkan rata rata nasional sebesar 3,88 persen," ujar Pakde Karwo.
Lebih lanjut Pakde Karwo menjelaskan, persaingan pasar dan banyaknya jumlah pelaku IKM di Indonesia mendorong perlunya strategi baru dalam memenangkan persaingan. Salah satu yang bisa dilakukan menurutnya adalah dengan menggunakan e-smart IKM.
Menurutnya, dengan memanfaatkan e-smart IKM, jangkauan pasar para pelaku IKM lebih luas, karena konsumen bisa secara langsung mengakses lewat daring tanpa mengunjungi lokasi dari IKM. Itu tak lain karena e-Smart merupakan program yang memanfaatkan platform digital melalui kerja sama dengan perusahaan start up di Indonesia.
"Terdapat kelemahan IKM, seperti masih berfikir sulitnya faktor pemasaran. Padahal, bisa diatasi dengan e-commerce yang menawarkan transaksi secara langsung," kata Pakde Karwo.