REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Penyalahgunaan obat sejenis PCC terjadi di Kabupaten Tasikmalaya. Obat tersebut dikonsumsi oleh 12 remaja yang akhirnya menderita gangguan medis. Guna mencegah kejadian serupa terulang, Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum menilai penguatan pendidikan karakter perlu dijaga.
Bupati Uu menyadari kebijakannya soal jam pelajaran tambahan (JPT) mengundang reaksi masyarakat baik menerima maupun menolak. Tetapi lewat JPT itu, menurutnya siswa memperoleh pendidikan karakter lebih intensif. Ia meyakini jika karakter siswa terbentuk maka dapat terhindar dari perilaku negatif.
"Tingkatkan pendidikan agama ke siswa SMP walau banyak tantangan warga tak setuju jam pelajaran tambahan. Akan terus kami lakukan karena kalau hanya pengawasan kurang, kalau pendidikan agama kan batinnya kuat. Tidak ada pengawas juga tidak akan melakukan hal negatif," katanya ketika mengunjungi korban penyalahgunaan obat diduga PCC di RS Jasa Kartini, Selasa (26/9).
Dari kunjungannya ke para korban, Uu merasa miris karena penyalahgunaan obat sejenis PCC ikut terjadi di wilayahnya. Bahkan ia kaget lantaran peristiwa penyalahgunaan obat justru terjadi di Kecamatan Pagerageung yang jauh dari perkotaan.
"Merasa prihatin biasa saya lihat di media, tapi sekarang warga kami ada yang kena. Padahal di kampung (Pagerageung) kok kena juga walau ternyata yang bawa (obatnya) dari Bekasi. Mudah-mudahan ini yang terakhir. Karena obat ini berbahaya bisa rusak masa depan karena ganggu saraf," ujarnya.
Ia menjanjikan pengobatan gratis hingga tuntas bagi keempat korban jika tergolong warga tidak mampu. Sebab, terdapat dana Bantuan Tak Terduga (BTT) yang bisa digelontorkan untuk kejadian semacam ini.
"Untuk biaya akan dibantu bagi yang tidak mampu, sudah biasa. Bukan hanya kejadian ini. Ada dana BTT disamping buat bencana bisa juga buat bantuan pengobatan," ucapnya.