Selasa 26 Sep 2017 16:54 WIB

Penurunan Suku Bunga BI Dinilai Belum Bisa Dongkrak Kredit

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Suku bunga Bank Indonesia
Foto: IST
Suku bunga Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk kembali menurunkan suku bunga acuannya BI 7 Day Reverse Repo Rate dari 4,50 menjadi 4,25 persen dinilai belum cukup untuk mendorong pertumbuhan kredit. Pasalnya, permasalahan kredit kali ini bukan di suku bunganya melainkan di sisi permintaan.

Pengamat Ekonomi sekaligus Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menjelaskan, permintaan kredit sekarang masih lesu. "Jadi kira-kira, ngapain saya pinjam di bank kalau kemudian saya tidak butuh ekspansi. Lalu kenapa saya tidak butuh ekspansi? Karena permintaannya nggak ada," tuturnya kepada wartawan, di Jakarta, Selasa (26/9).

Menurutnya, lemahnya permintaan kredit karena dari sisi konsumsi atau daya beli masyarakat pun flat. "Jadi kalau mau dorong ekonomi kita, nggak bisa lewat moneter policy, harus lewat fiskal. Harus ciptain permintaan dulu," tegas Chatib.

Ekspansi dari sisi fiskal melalui infrastruktur upah riil di konstruksi, kata Chatib, juga tidak mengalami kenaikan malah menurun. Maka, ia menyatakan, kebijakan fiskal perlu dibenahi.