Selasa 26 Sep 2017 18:28 WIB

DKI Ajukan Penambahan 75 Ribu Ton Beras Bulog

Rep: Sri Handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja memikul beras di Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta, Ahad (24/9). Pasar Induk Beras Cipinang harga tertinggi beras kualitas medium yakni Rp 9.000/kg, sementara untuk harga tertinggi beras kualitas premium, yakni Rp 11.400/kg. Harga beras yang ditetapkan itu sudah sesuai aturan dari Menteri Perdagangan tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) beras kualitas medium dan premium.
Foto: Yasin Habibi/Republika
Pekerja memikul beras di Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta, Ahad (24/9). Pasar Induk Beras Cipinang harga tertinggi beras kualitas medium yakni Rp 9.000/kg, sementara untuk harga tertinggi beras kualitas premium, yakni Rp 11.400/kg. Harga beras yang ditetapkan itu sudah sesuai aturan dari Menteri Perdagangan tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) beras kualitas medium dan premium.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persediaan beras medium di Pasar Induk Beras Cipinang menurun sebab terjadinya peralihan dari beras medium ke premium. Penurunan juga diprediksi terjadi pada akhir dan awal tahun. Kepala Food Station Tjipinang Jaya Arif Prasetyo Adi mengatakan Pemerintah DKI sudah mengajukan penambahan 75 ribu kilogram beras Bulog untuk mencukupi persediaan hingga Maret 2018.

"Dari Kementerian Pertanian, teman-teman, mempersiapkan produksi, tapi untuk menjaga itu (beras) ada, perlu operasi pasar. Sampai Maretnanti, Pemerintah Provinsi minta 75 ribu ton, itu sudah diajukan melaluiKementerian Perdagangan," kata Arif ketika dihubungi Republika.co.id, Selasa (26/9).

Langkah ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi kelangkaan beras akibat peralihan dari beras medium menjadi premium. Pasokan beras juga diperlukan menghadapi musim paceklik di akhir 2017 hingga awal 2018.

Menurut Arif, saat ini pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang sebenarnya mencukupi. Namun, para pemilik pabrik beralih dari memproduksi beras medium menjadi premium. Akibatnya, beras medium menjadi lebih langka.

Ini disebabkan adanya peningkatan harga gabah dari petanihingga mencapai Rp 6.000 per kilogram. Padahal, harga eceran tertinggi (HET) untuk beras medium dipatok seharga Rp 9.450. "Kalau dipaksakan dijual dengan harga medium, nanti pemilik pabrik itu tidak bisa menutup biaya produksi. Makanya diolah menjadi premium dengan standar yang sudah ditetapkan," ujar dia.

Selain itu, antisipasi juga dilakukan terkait dengan musimpaceklik dari bulan November hingga Januari. Pada periode itu, pasokan berasbiasanya menurun dari bulan-bulan lainnya. Untuk menghindari kelangkaan beraskarena dua faktor tersebut, Arif menilai perlu adanya intervensi pasar darikementerian-kementerian terkait.

"Masukkan beras Bulog ke Pasar Induk Cipinang. Biasanya prosesnya dari Food Stasion ke Gubernur, dari Gubernur ke KementerianPerdagangan, lalu ke Kementerian Pertanian. Baru diputuskan," kata Arif.

Arif menambahkan, sebenarnya kebutuhan beras medium di Pasar Induk Beras Cipinang lebih tinggidibandingkan beras premium. Dari totalkebutuhan per hari yang mencapai 3.000 ton per hari 70 persen di antaranya adalah beras medium.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement