REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki dan Irak akan melakukan latihan militer gabungan di perbatasan kedua negara pada Selasa (26/9). Militer Turki mengatakan, latihan gabungan ini dilakukan setelah Kurdi melakukan referendum kemerdekaan di Irak utara.
Dalam sebuah pernyataan singkat di situs resminya, Staf Umum Militer Turki mengatakan fase ketiga latihan militer akan dimulai bersama dengan militer Irak di gerbang perbatasan Habur. Perbatasan ini juga dikenal dengan perbatasan Ibrahim Khalil, di Distrik Silopi, Provinsi Sirnak.
Perbatasan ini diketahui merupakan jalur utama Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) di Irak utara ke dunia luar. Di seberang perbatasan Suriah dari Silopi terletak wilayah yang dikuasai oleh kelompok PKK/PYD.
Operasi kontra-terorisme yang menargetkan PKK di sisi perbatasan Turki saat ini sedang berlangsung. PKK terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Uni Eropa, AS, dan Turki. Namun di Suriah, PKK bekerja sama dengan koalisi pimpinan AS untuk melawan ISIS.
Dilansir dari Anadolu, Turki telah memulai manuver militernya di wilayah tenggara Silopi pada 18 September lalu, sepekan menjelang referendum. Referendum Kurdi diselenggarakan pada Senin (25/9), untuk memutuskan apakah Kurdi akan memisahkan diri dari Irak.
Irak, Turki, AS, Iran, dan PBB telah menentang referendum tersebut. Mereka mengatakan, referendum ini hanya akan mengalihkan perhatian dari perjuangan yang sedang berlangsung melawan ISIS dan juga akan membuat kawasan menjadi tidak stabil.