Selasa 26 Sep 2017 21:30 WIB

Milad ke-18, Parmusi Perkokoh Pancasila dan NKRI

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum Pengurus Pusat Persaudaraan Muslimin Indonesia  Usamah Hisyam.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum Pengurus Pusat Persaudaraan Muslimin Indonesia Usamah Hisyam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) mengadakan acara Pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) III Parmusi, Silaturahmi Ulama Perbatasan, sekaligus peringatan Milad-18 Parmusi di Gedung Serbaguna Masjid At-tin, Jakarta Timur, Selasa (26/9) malam. Milad bertema 'Memperkokoh Pancasila dan NKRI dengan Kewajiban Umat Menjalankan Syariat' tersebut dihadiri oleh Ketua Mamjelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Zulkifli Hasan, perwakilan beberapa tokoh Ormas Islam, serta ratusan kader Parmusi.

Ketua Umum PP Parmusi, Usamah Hisyam mengatakan, bahwa dengan NKRI, bangsa Indonesia hingga saat ini bisa tetap bersatu dari Sabang sampai Merauke, dari Aceh sampai Irian Barat atau Papua, dengan berbagai rumpun suku, agama, dan ras. Menurut dia, sejak dulu pemersatu NKRI tersebut adalah umat Islam, bukan pihak-pihak yang memuding umat Islam intoleran.

"Kepada saudara-saudara sekalian, bahwa penyelamat dan pemersatu bangsa yang bernama NKRI adalah kita, bukan mereka. Dengan demikian, pemegang jasa terbesar atas terbentuknya NKRI adalah Kita, bukan mereka," ujarnya.

Oleh karena itu, menurut Usamah, umat Islam tak perlu lagi didikte soal toleransi. Karena sejak awal kemerdekaan umat Islam sudah membuktikan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. "Karena Islam mengajarkan dan sangat menghormati nilai-nilai ukhuwah Islamiyah, ukhuwah basariah, dan ukhuwah wathaniah. Islam adalah agama yang beradab, agama yang berakhlak, agama yang rahmatan lil alamin," ucapnya.

Namun, kata dia, jika dalam satu tahun terakhir ini ada kelompok yang hendak menyudutkan umat Islam Indonesia seakan-akan intoleran, anti-Pancasila, dan anti-Bhineka Tunggal Ika itu adalah hoax dan fitnah. Karena, fakta sejarah telah menunjukkan justru umat Islam lah yang mampu mewujudkan dan menjunjung tinggi toleransi kehidupan antar umat beragama, dan menghormati nilai-nilai yang terkandung dalam Bhineka Tunggal Ika.

"Kini, tugas kita untuk mempertahankan keutuhan NKRI semakin berat, karena upaya-upaya kita untuk itu faktanya bisa diputarbalikkan, sehingga ancaman kriminalisasi, menghantui para ulama dan aktivis pergerakan Islam," kata Usamah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement