REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Ekonomi Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendorong ormas-ormas Islam bersinergi mendukung terciptanya arus baru ekonomi Indonesia yang dicita-citakan dalam Kongres Ekonomi Umat MUI beberapa waktu lalu. Ketua Komisi Ekonomi MUI, Azrul Tanjung, mengatakan agar bisa bersinergi, masing-masing ormas harus menghilangkan ego sektoral dan fokus kepada kepentingan umat.
"Kendalanya ego sektoral, biasanya ormas-ormas sudah punya cara masing-masing, termasuk perusahaan-perusahaan yang ingin menonjolkan (program) sendiri," kata Azrul kepada //Republika/, Selasa (26/9).
Komisi Ekonomi MUI, kata dia, berharap ormas-ormas Islam mau bersatu untuk mewujudkan arus baru ekonomi Indonesia. Misalnya, Muhammadiyah mempunyai kelebihan di bidang tertentu, maka MUI pakai yang sudah dimiliki Muhammadiyah untuk membantu perekonomian umat. Karena di sini Muhammadiyah memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dibandingkan yang lain.
Kemudian, sambung Azrul, Nahdlatul Ulama (NU) mempunyai kelebihan di bidang lain, maka MUI akan memakai milik NU dalam memajukan arus ekonomi baru ini. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki ormas-ormas Islam lainnya juga bisa dimanfaatkan. Yang penting, pinta Azrul, harus ada goodwill (niat baik) dari ormas-ormas agar untuk berbagi.
MUI juga minta perusahaan-perusahaan besar mau secara suka rela berbagi dengan tidak menonjolkan perusahaan masing-masing. Azrul mengingatkan boleh saja menonjolkan perusahaan masing-masing asalkan tetap mau bersinergi satu sama lain demi kemajuan ekonomi.
Dari pemerintah, Komisi Ekonomi MUI meminta agar kebijakan yang dibuat pemerintah lebih berpihak kepada rakyat kecil. Azrul menjelaskan MUI menginginkan arus baru ekonomi Indonesia karena MUI tidak ingin ekonomi kecil dan ekonomi besar saling berhadap-hadapan. MUI ingin ekonomi besar dan kecil sejalan dan berbagi pasar.
Dalam program arus baru ekonomi ini, MUI akan memberikan dorongan untuk menggerakkan ekonomi umat terutama di pesantren, koperasi, ekonomi kecil menengah, dan lain sebagainya. MUI akan berkoordinasi dengan pemerintah untuk melahirkan kebijakan baru yang menopang berjalannya arus baru ekonomi Indonesia.
MUI mengajak pengusaha besar bermitra dengan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Dalam hal ini mewujudkan mitra sejajar usaha besar dengan koperasi dan UMKM dalam sistem produksi serta pasar terintegrasi.
MUI akan melibatkan pengusaha besar untuk membantu mewujudkan arus baru ekonomi Indonesia. MUI juga membentuk Komite Nasional Ekonomi Umat yang terus melakukan pengawalan atas kebijakan pemerintah, kemitraan, dan gerakan-gerakan ekonomi Islam lainnya.
MUI sudah memiliki proyek percontohan program arus baru ekonomi berupa program domba nasional (prodombas) yang melibatkan sembilan mitra usaha dan satu perusahaan inti di Jawa Barat dan Banten. Juga, ada program konco jagung di Bojonegoro, Jawa Timur, dan program pengasuhan bisnis, yang melibatkan perusahaan, pondok pesantren, dan perusahaan modal ventura daerah.