Rabu 27 Sep 2017 13:40 WIB

Kewirausahaan Sosial, Modal Entaskan Kemiskinan di Asia

Rep: MUTIA RAMADHANI/ Red: Winda Destiana Putri
Kemiskinan, ilustrasi
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Kemiskinan, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUTA -- Kewirausahaan sosial (social enterprise) diyakini sebagai modal mengentaskan kemiskinan untuk tujuan pembangunan berkelanjutan. Direktur Dompet Dhuafa, Rini Suprihartanti mencontohkan banyak praktik kewirausahaan sosial di Bali yang sukses karena menggunakan pendekatan kultural dan kearifan lokal.

"Kewirausahaan sosial dapat menyelesaikan masalah-masalah sosial lewat praktik-praktik bisnis wirausaha," katanya dalam 2nd Social Enterprise Advocacy and Leveraging (SEAL) Conference di Kuta, Rabu (27/9).

Kewirausahaan sosial di Indonesia, kata Rini semakin menjadi tren dibanding beberapa tahun lalu. Indonesia di dalam konferensi ini mengajak partisipan dari sembilan negara untuk berkolaborasi dalam konteks pengurangan kemiskinan dan masalah sosial di masyarakat.

Kesepuluh negara tersebut adalah Filipina, Thailand, Vietnam, India, Bangladesh, Jepang, Nepal, Taiwan, dan Singapura. Dompet Dhuafa dan Bina Swadaya merupakan dua contoh kewirausahaan sosial yang dapat dijadikan tolak ukur dalam setiap praktiknya di Indonesia.