Rabu 27 Sep 2017 13:29 WIB

Kondisi Terkini Kamp Pengungsian Rohingya di Bangladesh

Pengungsi Rohingya
Foto: Muhammadiyah Aid
Pengungsi Rohingya

REPUBLIKA.CO.ID, COX'S BAZAR -- Setelah menempuh perjalanan selama 40 menit dari Dhaka, melalui

moda angkutan udara Tim Muhammadiyah Aid tiba di Cox’s Bazar, Bangladesh. Tim Muhammadiyah Aid memilih jalur udara karena jarak tempuh melalui darat memakan waktu 12 jam, dengan kondisi jalan yang rusak dan alasan keamanan.

Setibanya di Camp pengungsian Cox’s Bazar, perbatasan antara Myanmar dan Bangladesh, atap-atap terpal plastik berwarna biru, putih, kuning, hijau muda, menceritakan banyak hal tentang arti penting manusia dan kemanusiaan.

Tim Muhammadiyah Aid yang dipimpin Andar Nubowo, menyaksikan langsung kondisi terkini ratusan ribu pengungsi yang sangat memprihatinkan. "Tenda-tenda kamp yang kurang layak membuat banyak pengungsi mulai diserang berbagai penyakit dan keluhan kelelahan fisik. Sanitasi yang buruk membuat mereka kesulitan memanfaatkan air selama di pengungsian," kata Andar.

Menyaksikan langsung penderitaan tersebut Andar bercerita melalui video daring kepada tim media Lazismu, Senin (25/9). Para pengungsi banyak yang mengenakan sarung. Nanar tatapan pilu itu jelas terlihat saat mereka duduk-duduk dibangku kayu seadanya beratap plastik di antara batang-batang pohon yang hampir berimpitan.

Di hadapan mereka banyak anak-anak pengungsi usia sekolah dan balita berkumpul untuk bermain. Hijau sawah dalam petak tanak yang tak begitu luas, mengalir air dari pompa kodok yang dikayuh anak-anak untuk membasahi tubuh

mereka tanpa sehelai baju dan tanpa alas kaki.

Di kamp pengungsian ini, banyak kaum Muslim Rohingya, yang terdiri dari ibu-ibu tengah memandikan anak dengan peralatan mandi seadanya. Para manula jugabanyak dijumpai dengan kondisi kesehatan yang kurang baik. "Di malam hari, penerangan yang minim memancar dari lampu-lampu yang dialiri listrik Solar Sell," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement