REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 159 siswa dan siswi SDIT Bina Insan Mulia Pondok Gede mengumpulkan uang jajan mereka untuk didonasikan kepada etnis Rohingya di Myanmar. Selama dua pekan, mereka mengumpulkan uang jajanannya sebagai bentuk kepedulian anak-anak Indonesia.
"Selama dua pekan terkumpul sebanyak Rp 7,5 juta. Jumlah uang itu, juga ditambah dari hasil donasi masyarakat sekitar saat pawai anak-anak sambut tahun baru Islam," kata Kepala Sekolah SDIT Bina Insan Mulia, Muhammad Yazid melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (27/9).
Yazid mengatakan, pengumpulan donasi yang berasal dari uang jajan anak-anak sebagai media pembelajaran bagi mereka. Ini supaya, nilai-nilai kepedulian dan solidaritas kepada sesama tumbuh dalam diri anak-anak. Jadi, kata dia, di manapun dan kapanpun mereka berada nantinya, harus punya kepedulian terhadap sesama.
"Apalagi Rohingya adalah saudara-saudara kita, itu harus ditumbuhkan agar mereka memiliki kepedulian yang luar biasa," ujarnya.
Dikatakan Yazid, hasil pengumpulan dana tersebut disalurkan melalui Medical Emergency Rescue Committee (MER-C). Alasan memilih MER-C karena lembaga kemanusiaan tersebut sangat profesional. Uang yang didonasikan adalah amanat dari siswa dan siswi, dengan profesionalitas yang dimiliki MER-C Insya Allah akan tersampaikan.
Setelah sukses membangun Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina, MER-C saat ini sedang membangun Rumah Sakit Indonesia di Rakhine, Myanmar. Dana untuk membangun Rumah Sakit Indonesia tersebut murni dari rakyat Indonesia.
Manajer Operasional MER-C, Rima T Manzanaris mengatakan, donasi dari SD IT Bina Insan Mulia akan dialokasikan ke bidang bantuan medis. "Rencananya nanti kita akan alokasikan untuk bantuan kemanusiaan medis, termasuk Rumah Sakit Indonesia di Myanmar," ujarnya.