REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemberian gelar kehormatan atau honoris causa kelima kepada Presiden RI Ke-5, Megawati Soekarnoputri, akan memperkuat pendidikan politik kebangsaan. "Pemberian delar Doktor Honoris Causa kepada Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri oleh Universitas Negeri Padang menunjukkan pengakuan universitas tersebut atas peran dan jasa Megawati di dalam mempelopori UU Sistem Pendidikan Nasional," kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Rabu (27/9).
Menurut dia, UU Sisdiknas tidak hanya dimaknakan sebagai proses demokratisasi dalam dunia pendidikan. "Filosofi tentang pendidikan dalam fungsinya mencerdaskan kehidupan bangsa yang menempatkan peran sentral guru diletakkan dengan kuatnya," katanya.
Dalam penilaian pihak UNP, kata Hasto, Megawati dikenal sosok yang terus mendorong politik pendidikan yang berkarakter, pendidikan yang berpijak pada filosofi dasar bangsa Pancasila dan pendidikan yang berproses bagi lahirnya manusia Indonesia yang kompeten, unggul dan berdaya saing, namun tetap berkepribadian Indonesia.
"Konsistensi Megawati untuk lebih memilih jalur hukum ketika terjadi serangan kantor partai pada tanggal 27 Juli 1996, juga merupakan hasil proses pendidikan berkarakter," ujarnya.
Bagi Megawati Soekarnoputri, kata Hasto, pendidikan menempatkan peran sentral pada keluarga, guna menanamkan dasar-dasar pendidikan budi pekerti, yang begitu lekat dengan nilai-nilai kemanusiaan.
"Demikian halnya guru. Gurulah yang paling memahami bahwa ukuran pendidikan bukanlah sekedar diukur dari pencapaian nilai-nilai terbaik bagi siswanya. Pendidikan harus melahirkan spirit untuk berprestasi menjadi manusia cerdas yang membumikan ilmunya bagi tanah air dan bangsanya," ungkap Hasto.
Dengan demikian, lanjut Hasto, pemberian gelar tersebut diharapkan dapat menggelorakan kembali dedikasi dunia pendidikan Indonesia bagi kemajuan bangsanya guna memperkuat rasa percaya pada kekuatan bangsa sendiri.
"Selama bangsa Indonesia percaya pada kekuatan sendiri dan memiliki mentalitas pejuang serta nasionalisme yang membumi, maka berbagai persoalan bangsa dapat diselesaikan dengan gotong royong dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa," kata Hasto.