REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Promotor festival Jogjarockarta akhirnya memutuskan untuk tidak menggelar perhelatan musik di Candi Prambanan. Keputusan itu diambil usai mendapatnya sejumlah penolakan dari masyarakat.
CEO Rajawali Communications Indonesia, Anas Syahrul Alimi, memutuskan akan mengembalikan pelaksanaan Jogjarockarta dari Candi Prambanan ke lokasi semula yaitu Stadion Kridosono. Keputusan pemindahan tersebut diambil dengan pertimbangan teknis lapangan, lantaran banyak penolakan dari masyarakat.
"Untuk itu, venue Jogjarockarta akan kita kembalikan pada rencana awal yaitu di Stadion Kridosono yang beralamatkan di Jalan Yos Sudarso No 9 Kotabaru, Yogyakarta," kata Anas lewat pesan tertulisnya, Kamis (28/9).
Untuk waktu pelaksanaan, ia menegaskan tidak ada perubahan dan tetap akan berlangsung pada Jumat (29/9) dan Sabtu (30/9). Selaku promotor, Rajawali Communications Indonesia berjanji akan memastikan segala hal yang berkaitan dengan kenyamanan dan keamanan penonton konser akan berjalan baik.
Ia berjanji, pagelaran festival rock yang telah kembali ke lokasi semula itu akan tetap menyajikan suguhan memikat dari band-band yang akan tampil. Di antaranya Dream Theatre, Godbless, Power Metal, Roxx, Pas Band, Burgerkill, Death Vomit, Something Wrong dan Kelompok Penerbang Roket.
"Kami berharap gelaran Jogjarockarta ini akan tetap menjadi suguhan memikat," ujar Anas.
Sebelumnya, rencana perhelatan Jogjarockarta di Candi Prambanan mendapatkan penolakan sejumlah elemen masyarakat seperti Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAA) dan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam). Alasan awal penolakan lantaran kekhawatiran konser merusak strukur candi kuno.
Penolakan turut dilakukan demi menghormati kesucian Candi Prambanan yang sakral bagi umat Hindu. Selain itu, penolakan turut dilakukan karena konser dinilai akan mengganggu prose belajar di Ponpes Baitul Salam yang lokasinya cukup dengan Candi Prambanan.