REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Arsitek Bayern Muenchen Carlo Ancelotti mengakui serangan balik Paris Saint-Germain (PSG) amat mematikan saat timnya takluk 0-3 dalam laga Grup B Liga Champions di Stadion Parc des Princes, Paris, Kamis (28/9) dini hari WIB.
Padahal, PSG dan Muenchen bisa dibilang memiliki reputasi yang berbeda di level Eropa. Sejauh ini, klub ibu kota Prancis itu belum pernah menjuarai Liga Champions. Adapun Muenchen, adalah salah satu klub tersukses Eropa dengan raihan lima trofi Liga Champions.
Tapi, dalam pertandingan kedua Liga Champions di Grup B itu, Muenchen justru menyerah dari PSG dengan skor telak, 0-3. Gol cepat Dani Alves di menit ke-2, Edison Cavani (31'), dan Neymar (63'), membenamkan skuat asuhan Carlo Ancelotti di Stadion Parc des Princes.
Mengandalkan trio Kylian Mbappe-Cavani-Neymar pada formasi 4-3-3, PSG sebenarnya tidak mendominasi pertandingan. BBC mencatat, PSG hanya mampu menguasai 38 persen penguasaan bola, dengan 12 kali tendangan ke arah gawang (lima tepat sasaran).
Menurut Ancelotti, trio Neymar-Cavani-Mbappe, yang menjadi motor serangan PSG, membuat pertahanan Muenchen kewalahan.
Ada satu hal lain mengapa Muenchen begitu mendominasi namun kalah telak. Ancelotti mencadangkan sejumlah pemain penting, seperti Mats Hummels, Arjen Robben, maupun Franck Ribery.
Namun, pelatih asal Italia itu tetap menyatakan 11 pemain yang dipilihnya adalah yang terbaik. "Saya tahu akan mendapat kritikan. Saya yakin dengan mereka, tetapi situasi di pertandingan tak mendukung kami," ucap Ancelotti kepada Sky Sport.
Kunci kekalahan Muenchen, menurut Ancelotti adalah gol cepat dari Alves. Setelah gol tersebut, Muenchen seperti tidak memiliki keseimbangan untuk menahan serangan balik PSG. "Cara PSG tampil secara keseluruhan lewat serangan balik sulit kami redam,'' jelasnya.